Showing posts with label 2018 at 02:51PM. Show all posts
Showing posts with label 2018 at 02:51PM. Show all posts

Monday, December 31, 2018

Saksi: Sekitar 20 Menit Angin Kencang Itu Berputar-putar

Suwarti mengaku merinding melihat amukan puting beliung.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Angin puting beliung di Desa Panguragan Kulon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, membuat 165 rumah rusak, puluhan luka-luka, dan satu balita meninggal dunia. 

Seorang warga Arkom (37) di Cirebon, Senin, menceritakan bencana angin puting beliung menerjang kampung halamannya. Ia bersama kelurga langsung keluar saat melihat angin berputar-putar.

"Sekitar 20 menit angin berputar-putar, saya beserta keluarga langsung keluar rumah menyelamatkan diri," ujarnya.

Menurutnya, angin puting beliung itu langsung merusak dan menerbangkan atap rumah miliknya. Tidak hanya itu angin kencang juga membuatnya harus berpegangan, agar tidak terbawa. "Kami langsung mencari benda untuk pegangan, karena memang anginnya kencang," lanjutnya.

Baca juga, Angin Puting Beliung Merusak Ratusan Rumah di Cirebon.

Warga lain, Suwarti (31) mengaku merinding saat melihat amukan puting beliung menyapu tumpukan botol beling di sekitar rumahnya dari arah Barat menuju ke Timur.

Dia juga mengaku melihat botol beling mulai naik ke atas mengikuti pusaran angin dan genting rumahnya juga ikut berterbangan tersapu angin. "Waktu kejadian saya kebetulan ada di luar rumah, sehingga melihat dengan jelas amukan angin puting beliung," katanya.

Dia menambahkan, suasana makin mencekam saat warga berhamburan keluar dan berteriak minta tolong. Tidak hanya itu suara azan pun berkumandang di mana-mana.

Kemudian puting beliung semakin besar. Dia beserta keluarga asalnya mengungsi di mushola dan kemudian bergeser ke Masjid Panguragan yang berada di dekat Balai Desa Panguragan Kulon. "Banyak yang menangis, banyak yang azan, menyebut nama Allah. Alhamdulillah kami selamat," katanya lagi.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2Ao8IB7
December 31, 2018 at 02:51PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Ao8IB7
via IFTTT
Share:

Friday, December 28, 2018

Mempelajari Tauhid dari Para Sahabat

Sahabat Nabi merupakan manusia terbaik yang pernah muncul.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dalam mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai yang dianut dalam Agama Islam, sejatinya umat memiliki dua pedoman penting. Dua pedoman itu adalah Alquran dan sunah. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan sunah Rasul-Nya."

Ustaz Ahmad Bazher dalam kajiannya di Masjid Al Azhar, belum lama ini, menyebut isi pokok Alquran secara garis besar adalah tiga hal. Dari surat pertama hingga terakhir berisikan tiga pelajaran yang harus dipahami, dimengerti, dan diamalkan oleh umat- Nya.

Hal pertama yang perlu dipahami adalah mengenai tauhid kepada Allah SWT. Surat al-Ikhlas sendiri disebut sebagai sepertiga Alquran kerena seluruhnya berbicara tentang Tauhid. Hal kedua yaitu tentang hukum haram dan halal, apa yang baik dan yang tidak. Terakhir tentang berita-berita atau kisah-kisah yang bisa dijadikan sebagai panutan.

"Kisah-kisah yang diberitakan dalam Alquran ini bukan kisah-kisah bohong yang tidak ada isinya belaka. Bukan kisah yang tidak ada nilainya, tetapi kisah yang jika kita ambil makna dan nilainya bisa menambah iman dan tauhid kita kepada Allah SWT," ujar Ustaz Ahmad.

Manusia terbaik yang pernah muncul di muka bumi ini adalah para sahabat Nabi. Mereka memiliki kisah yang luar biasa dan bisa dipetik faedah dan nilainya. Beberapa yang bisa dicontoh adalah bagaimana meniru iman dan semangat mereka. Jika iman kita sedang turun, kisah para sahabat ini dapat dijadikan pembangkitnya.

Nabi Muhammad sendiri pernah bersabda perihal kedudukan sahabat yang amat mulia. Ia berkata, "Sebaikbaik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya."

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2QRXb7r
December 28, 2018 at 02:51PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2QRXb7r
via IFTTT
Share:

Tuesday, December 18, 2018

Zikir, Tangga Mendekatkan Diri kepada Allah

Zikir selain bisa memperbaiki diri juga bisa memperbaiki bangsa.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pimpinan Majelis Az-Zikra, Ustaz Muhammad Arifin Ilham yang setiap tahun memimpin zikir di acara Dzikir Nasional menyampaikan bahwa zikir adalah tangga mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui zzikir bisa memperbaiki diri dan memperbaiki bangsa.

"Setiap lafaz zikir itu sullamun illallah, yakni tangga mendekatkan diri kepada Allah, subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah Allahu Akbar," kata Ustaz Arifin saat ditemui Republika.co.id di rumahnya, Selasa (18/12).

Ia menerangkan, karena orang yang melakukan zikir terus mendekat kepada Allah. Maka rahmat dari Allah akan turun kepada orang-orang yang berzikir. Itulah mengapa orang yang berzikir menangis karena orang tersebut teringat akan dosa-dosanya yang banyak kepada Allah.

Orang itu juga ingat berapa banyak perbuatan zalim yang dilakukannya kepada makhluk Allah. Dalam hal ini zikir membangun makhkamah kesadaran diri sehingga bisa menjadi titik hijrah.

Menurut Ustaz Arifin, zikir selain bisa memperbaiki diri juga bisa memperbaiki bangsa. Sebab setiap diri bagian dari bangsa. Kalau setiap pribadi ingin memperbaiki diri maka Allah akan perbaiki keluarganya dan keadaan di sekitarnya. Kemudian Allah perbaiki bangsanya.

"Maka upaya memperbaiki diri termasuk andil bagian dalam memperbaiki bangsa ini, memang sulit untuk menghancurkan kemaksiatan dan kemungkaran yang begitu hebat tapi nilai semangat perjuangan itu yang Allah lihat," ujarnya.

Tahun ini Republika kembali menggelar Festival Republik dengan puncak acara Dzikir Nasional di Masjid At-Tin TMII Jakarta Timur pada 29-31 Desember 2018. Festival Republik tahun ini mengusung tema "Menebar Kebaikan, Menguatkan Kepedulian."

Republika ingin menggaungkan semangat menebar kebaikan dan menguatkan kepedulian di tengah kondisi bangsa yang sedang menghadapi banyak bencana alam dan tahun politik.  Ketua Panitia Festival Republik dan Dzikir Nasional, Ismail Lazarde mengatakan, di penghujung tahun Masehi, sebagian masyarakat cenderung merayakan pergantian tahun dengan berkumpul, bersenang-senang dan berpesta.

Bahkan tidak sedikit anak-anak muda yang melakukan perayaan tanpa batasan hingga berisiko merugikan dirinya sendiri. "Tujuan Dzikir Nasional untuk menyambut tahun baru dengan kegiatan yang positif sekaligus memperkuat silaturrahim ribuan umat. Memasyarakatkan nilai-nilai kebaikan dan meningkatkan kepedulian dengan berbagi. Juga sebagai ajang komunikasi, informasi, sosialisasi dan promosi yang efektif bagi para mitra usaha," jelasnya.

Sejumlah ulama akan ikut memeriahkan puncak acara Festival Republik. Di antaranya KH Muhammad Cholil Nafis, Ustaz Tengku Zulkarnain dan lain-lain. Festival Republik dan Dzikir Nasional akan melibatkan berbagai kalangan dari pejabat, tokoh, pengusaha, pelajar, keluarga, komunitas, media dan umum.

Selain itu banyak kegiatan yang akan mengisi acara Festival Republik. Di antaranya pameran buku Islam, busana dan aksesoris Islam, perbankan, amil zakat, pendidikan, kuliner halal, tour and travel dan lain sebagainya. Kemudian ada kegiatan yang menarik seperti kaligrafi, bedah buku, painting kaos, talkshow hijrah, fashion show, lomba-lomba Islami seperti lomba dai cilik, konser musik religi, kesehatan gratis dan donor darah.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2AdR0R1
December 18, 2018 at 02:51PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2AdR0R1
via IFTTT
Share:

Wednesday, December 12, 2018

Saat Kemunduran Menerpa Kairouan

Setelah hancur, Kairouan tak pernah pulih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegemilangan Kairouan pada akhirnya pupus pula. Sebuah ekspedisi yang dilakukan Bani Hilal pada abad ke-11 menjadi penyebab utamanya. Bani Hilal ini merupakan konfederasi suku-suku Badui yang bermigrasi dari Mesir hulu menuju Afrika Utara.

Sejarawan Muslim ternama, Ibnu Khaldun, menyatakan bahwa ekspedisi yang dilakukan Bani Hilal merupakan ekspedisi yang sangat merusak. Dia mencatat, tanah-tanah hancur karena serbuan Bani Hilal. Bahkan, tanah pun berubah menjadi gersang dan padang pasir.

Bahkan, Ibnu Khaldun mengungkapkan, penghancuran yang dilakukan Bani Hilal sama seperti penghancuran yang dilakukan Bangsa Mongol di Asia Barat. Ia menggunakan bukti arkeologi berupa reruntuhan yang menutupi wilayah tersebut untuk menggambarkan kerusakan itu.

Baca: Kairouan, Tanah Kosong Berpasir yang Jadi Pusat Peradaban

Menurut Ibnu Khaldun, bukti arkeologi itu menunjukkan bahwa wilayah Kairouan memiliki penduduk yang padat dan tanah-tanah subur sebelum Bani Hilal menyerang. Laman Muslimheritage mengungkapkan, serangan Bani Hilal didorong oleh Dinasti Fatimiyah.

Bani Hilal dijanjikan sejumlah kekayaan bagi mereka dan memberikan imbalan kepada setiap prajurit yang bersedia menyeberang ke wilayah Kairouan. Bahkan, para prajurit juga membawa serta anggota keluarga mereka saat melakukan penyerangan.

Bani Hilal juga menyapu Cyrenaica dan Tripolitania ke selatan Tunisia. Akibat serangan ini, kondisi seluruh Ifriqya, termasuk Kairouan, menjadi memprihatinkan. Yang tadinya makmur dan sejahtera berubah menjadi kosong dan kering.

Baca Juga: Tradisi Intelektual Kairouan

Menurut Ibnu Khaldun, mereka menghancurkan semua keindahan dan semua kemegahan monumental yang ada di Kairouan. Para penduduknya kemudian pergi meninggalkan kota yang mereka cintai dan menyebar ke segala penjuru. Ada yang ke Mesir, Sisilia, Spanyol, dan juga Fes.

Setelah hancur, Kairouan tak pernah pulih. Menurut Leo Africanus, yang pernah mengunjungi Kairouan pada tahun 1516, penduduk Kairouan setelah kehancuran itu hanya berprofesi sebagai pengrajin yang miskin.

Ada pula, ujar Leo, penduduk yang menyamak kulit domba dan kambing, lalu dijual ke Numadia. Mereka tak memiliki penghasilan yang layak. Mereka hidup dalam kondisi memprihatinkan dan berada dalam kemiskinan yang sangat parah.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2Egx6aL
December 12, 2018 at 02:51PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Egx6aL
via IFTTT
Share: