REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Angin puting beliung di Desa Panguragan Kulon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, membuat 165 rumah rusak, puluhan luka-luka, dan satu balita meninggal dunia.
Seorang warga Arkom (37) di Cirebon, Senin, menceritakan bencana angin puting beliung menerjang kampung halamannya. Ia bersama kelurga langsung keluar saat melihat angin berputar-putar.
"Sekitar 20 menit angin berputar-putar, saya beserta keluarga langsung keluar rumah menyelamatkan diri," ujarnya.
Menurutnya, angin puting beliung itu langsung merusak dan menerbangkan atap rumah miliknya. Tidak hanya itu angin kencang juga membuatnya harus berpegangan, agar tidak terbawa. "Kami langsung mencari benda untuk pegangan, karena memang anginnya kencang," lanjutnya.
Baca juga, Angin Puting Beliung Merusak Ratusan Rumah di Cirebon.
Warga lain, Suwarti (31) mengaku merinding saat melihat amukan puting beliung menyapu tumpukan botol beling di sekitar rumahnya dari arah Barat menuju ke Timur.
Dia juga mengaku melihat botol beling mulai naik ke atas mengikuti pusaran angin dan genting rumahnya juga ikut berterbangan tersapu angin. "Waktu kejadian saya kebetulan ada di luar rumah, sehingga melihat dengan jelas amukan angin puting beliung," katanya.
Dia menambahkan, suasana makin mencekam saat warga berhamburan keluar dan berteriak minta tolong. Tidak hanya itu suara azan pun berkumandang di mana-mana.
Kemudian puting beliung semakin besar. Dia beserta keluarga asalnya mengungsi di mushola dan kemudian bergeser ke Masjid Panguragan yang berada di dekat Balai Desa Panguragan Kulon. "Banyak yang menangis, banyak yang azan, menyebut nama Allah. Alhamdulillah kami selamat," katanya lagi.
http://bit.ly/2Ao8IB7
December 31, 2018 at 02:51PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Ao8IB7
via IFTTT