Showing posts with label 2019 at 03:00AM. Show all posts
Showing posts with label 2019 at 03:00AM. Show all posts

Saturday, April 20, 2019

Perempuan di Balik Foto Black Hole

Katie Bouman, perempuan di balik foto lubah hitam pertama

Foto: republika

REPUBLIKA.CO.ID,Ilmuwan berhasil mempublikasikaan gambar Lubang Hitam pertama. Foto itu dipublikasikan pada 10 April lalu. Lubang Hitam adalah salah satu misteri alam semesta.

Fakta bahwa lubang hitam tidak memungkinkan cahaya untuk lolos membuat sulit melihatnya. Para ilmuwan mencari cincin materi yang terganggu cahaya dan radiasi yang berputar dengan kecepatan luar biasa di tepi cakrawala peristiwa, di sekitar wilayah kegelapan yang mewakili lubang hitam yang sebenarnya. Ini dikenal sebagai bayangan atau siluet lubang hitam.

Adalah Katie Bouman, perempuan yang menjadi kunci dihasilkannya foto Lubang Hitam tersebut.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

TERPOPULER

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2XyLMbH
April 21, 2019 at 03:00AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2XyLMbH
via IFTTT
Share:

Saturday, March 30, 2019

Pakar Capres tak Ungkap Kelemahan Konsep Kota Cerdas

Kota cerdas bukan hanya pendaringan layanan publik, tetapi juga implikasinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI) Riant Nugroho menyayangkan kedua calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto tidak mengungkapkan kelemahan konsep smart city (kota cerdas) dalam debat keempat, Sabtu (30/3). Salah satu dimensi gelap dari konsep kota cerdas, yaitu kemungkinan jebakan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN).

Ia mengatakan jebakan tersebut dikenal sebagai vendor driven policy/project atau kebijakan/proyek yang diarahkan oleh vendor teknologi. Menurut dia, pemahaman smart city bukan semata-mata pada dimensi teknologi, tetapi juga kepentingan-kepentingan bermotif ekonomi yang menunjukkan kedalaman pengetahuan pembuat kebijakan.

Smart city juga berarti kita menggelar karpet merah bagi pelaku bisnis OTT (over the top) global, sementara pipa-pipa yang dibangun tidak mendapat pengembalian investasi, atau menjadi semacam dump pipe,” ujar dia kata Riant kepada Republika.co.id, Sabtu (30/3).

Dia mengungkapkan, kondisi itu berdampak kolapsnya operator telekomunikasi seperti yang tertulis dalam buku WIKINOMICS karya Don Tapscot. Menurut dia, kondisi itu sudah mulai terjadi di Indonesia, yakni penjualan naik, pendapatan turun, atau yang disebut scissor effect. Karena itu, menurut dia, kota cerdas jangan hanya dipahami sebagai pendaringan layanan publik, tetapi juga implikasi-implikasinya.

Riant menjabarkan, salah satu ciri smart city yang berhasil adalah berkurangnya secara gradual jumlah PNS dengan kecepatan 10-20 persen per tahun. Alasannya, meningkatnya layanan berbasis digital, sehingga berimplikasi diturunkannya biaya pengelolaan pemerintahan atas dasar efisiensi pelayanan publik.

Smart-Citi-sasi diiringi oleh penambahan jumlah PNS dan APBN/D di sektor terkait, menjadi anomali,” kata Riant.

Dia memandang kedua capres berada pada arus besar tren proyek smart-city-sasi yang sedang hangat dan “mudah dijual” daripada menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi. Namun, dia beranggapan, bisa saja kedua capres mengerti implikasi smart city, tetapi para penasihat menyarankan mereka tetap pada koridor pemasaran isu populer yang sangat digemari awam.

Terkait konsep pemanfaatan smart city dalam debat keempat, Riant menilai paparan masing-masing capres benar. Dia menegaskan, kebijakan kota cerdas hanya butuh tiga syarat, yakni pertama, konsep dan strategi 3B (baik, benar, bijaksana).

Kedua, perlu kesiapan infrastruktur, sistem manajemen informasi, perlindungan jaringan, kebijakan perlindungan data warga, SDM pemerintahan/pelayan publik dengan kompetensi dan budaya ICT, dan pemimpin pemerintahan sebagai pembuat kebijakan yang mengerti arah perubahan dan disrupsi digital. Ketiga, kebijakan yang stay ahead the curve atau tetap dalam kurva di depan perubahan.

“Dalam hal ini kedua paslom cukup mengerti tantangan dan agenda tersebut,” ujar Riant. 

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2V262Bw
March 31, 2019 at 03:00AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2V262Bw
via IFTTT
Share:

Saturday, January 5, 2019

Zona Waspada Tsunami Masih Diterapkan di Pesisir Selat Sunda

Masyarakat diminta tetap tenang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zona waspada tsunami masih diterapkan dalam radius 500 meter dari tepi pantai. Terutama, yang berada pada elevasi rendah atau elevasi kurang dari lima meter di atas permukaan laut menyusul perkembangan erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Masyarakat diminta tetap tenang dan waspada dalam beraktivitas di pantai atau pesisir Selat Sunda, dalam radius 500 meter dari tepi pantai yang berada pada elevasi rendah," kata Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Muhamad Sadly dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu.

Pemberlakuan tersebut berdasarkan informasi Badan Geologi terkait perkembangan erupsi Gunung Anak Krakatau, serta dengan mempertimbangkan kondisi lereng atau tebing dasar laut ataupun kondisi potensi kegempaan di Selat Sunda.

Hingga Sabtu (5/1) Gunung Anak Krakatau masih berstatus Siaga atau level III. Terjadi 24 kali letusan dan terpantau asap kawah berwarna putih, kelabu dan hitam dengan intensitas tebal dan tinggi 300 hingga 1.000 meter di atas puncak kawah.

Badan geologi ESDM merekomendasikan agar masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 kilometer dari kawah.

Sadly mengimbau masyarakat untuk terus memonitor perkembangan informasi terkait kewaspadaan bahaya tsunami, melalui website, aplikasi mobile dan media sosial InfoBMKG, serta memonitor perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau melalui aplikasi MAGMA INDONESIA Badan Geologi-ESDM, agar tidak terpancing dengan informasi atau isu yang menyesatkan.

"BMKG beserta Badan Geologi dengan dukungan TNI dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman masih tetap terus memantau, dan akan terus menyampaikan informasi perkembangannya," tambah dia.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2LRYdKW
January 06, 2019 at 03:00AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2LRYdKW
via IFTTT
Share: