REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo meminta guru untuk mengantisipasi kekerasan siswa. Ia tidak ingin terjadi perundungan seperti yang menimpa siswi SMP di Pontianak, Kalimantan Barat.
"Harus ada kampanye nyata mengantisipasi terjadinya perundungan, menyusul adanya peristiwa yang menimpa siswi SMP di Pontianak," kata dia, di Bandarlampung, Jumat.
Ridho menyebutkan, untuk mengantisipasi perundungan, beberapa sekolah di Lampung telah melakukan beberapa langkah. Pihak sekolah telah mengumpulkan orang tua murid terkait penghapusan kekerasan dan penguatan ekstrakulikuler.
"Saya sangat berterima kasih dan mengapresiasi kepala sekolah dan guru yang telah berupaya dalam menanggulangi kenakalan remaja," katanya.
Bahkan, menurutnya, ada usulan terkait perlindungan guru ketika memberikan sanksi terhadap siswa. Gubernur mengungkapkan kasus kekerasan siswa sering dianggap biasa saja, namun banyak ditemukan dan terjadi di masyarakat.
"Kejadian ini dianggap biasa oleh masyarakat, padahal perundungan ini sangat berbahaya, khususnya bagi perkembangan mental anak," ujanya.
Perundungan, menurut Gubernur, erat kaitannya dengan kenakalan remaja. Tentunya, perilaku itu sangat meresahkan orang tua.
Gubernur menyatakan, kasus kenakalan remaja merupakan fenomena gunung es. Kasusnya sering terjadi, namun kesibukan orang tua membuat hal itu dianggap biasa saja selama tidak berlebihan dan tidak menjadi suatu masalah.
Untuk itu, saya ingin melakukan antisipasi dengan melakukan kampanye nyata agar kenakalan remaja berada di bawah kendali kita," ungkap Ridho.
Sebagai pemimpin daerah, Ridho menginginkan kasus seperti kenakalan remaja atau kasus bullying tidak terjadi di Provinsi Lampung.
"Saya sangat tidak ingin hal ini terjadi di Provinsi Lampung, dan tidak boleh terjadi di bawah kendali saya," kata Ridho.
http://bit.ly/2Uaw5p2
April 12, 2019 at 06:42PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Uaw5p2
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment