REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesisir Jakarta dan Semarang, Jawa Tengah menjadi proyek percontohan untuk penerapan alat pendeteksi banjir pesisir atau rob yang diterapkan pada April 2019. "Ina-CIFS ini sudah diluncurkan tadi yaitu sistem prakiraan genangan air di pantai yang saat ini dioperasikan di Jakata dan Semarang," kata Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono Rahadi Prabowo di kantornya, Jakarta, Senin (8/4).
Adapun Indonesia Coastal Inundation Forecasting System (Ina-CIFS) itu merupakan sistem monitoring peringatan dini banjir rob dengan pendampingan dari Organisasi Cuaca Dunia (WMO). Jakarta dan Semarang menjadi percontohan penerapan Ina-CIFS karena kerap terdampak banjir pesisir.
Banjir rob kerap menerjang pesisir tanpa ada hujan. Dalam beberapa kasus, banjir tersebut melanda saat cuaca cerah tetapi tergenang oleh air asin dari gelombang air laut.
"Pada saat-saat tertentu, Jakarta tanpa hujan tapi daerah pesisir mengalami rob. Rob ini bisa bukan karena hujan di hulu yang menggenangi daratan pantai tapi lantaran kondisi laut. Ada sistem tekanan tinggi yang mendorong air laut ke pantai atau ada gelombang badai akibat aktivitas cuaca," katanya.
Ina-CIFS telah dikembangkan selama tiga tahun terakhir. BMKG sudah memiliki sistem prakiraan lautan yaitu Ocean Forecast System (OFS). OFS merupakan model yang sudah berjalan di berbagai tempat di Indonesia untuk dikembangkan lebih lanjut bagi Ina-CIFS.
Prabowo mengatakan Ina-CIFS itu lebih akurat dalam mengukur parameter banjir pesisir. OFS adalah sistem prakiraan yang mengukur lautan secara umum seperti menakar tinggi gelombang, arah arus laut, kecepatan angin dan hal terkait lainnya.
"CIFS lebih detail. Memang tidak setiap saat kondisi rob ini terjadi, tergantung lautnya. Harapannya saat awal, ada indikasi kemungkinan air laut tinggi, aktivitas cuaca dalam beberapa hari ke depan akan tinggi, akan ada rob. BMKG akan mengoperasikan CIFS ini untuk mengetahui seberapa jauh kira-kira tinggi pantai daerah genangannya, seberapa luas tergenang di daratan," kata dia.
http://bit.ly/2Kfd6d6
April 08, 2019 at 05:17PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Kfd6d6
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment