REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri, kegiatan dan program untuk mengendalikan inflasi diminta lebih intensif dilakukan. Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Agus Chusaini, dalam Rapat Koordinasi Wilayah TPID se-eks Keresidenan Banyumas di Purwokerto, Selasa (23/4).
''Beberapa minggu lagi kita akan menyambut datangnya bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2019. Kami berharap sinergi antar anggota TPID Banyumas dan dukungan berupa kegiatan pengendalian inflasi bisa lebih intensig dilaksanakan untuk mengendalikan inflasi,'' kata dia.
Mengutip pernyataan dari pemerintah pusat, Agus menyebutkan, menjelang Bulan Puasa ini TPID diminta untuk mulai mengintensifkan kegiatan pengendalian inflasi. Yakni, milai dari pemantauan pergerakan harga bahan kebutuhan pokok, memastikan ketersediaan stok dan pasokan, melakukan langkah-langkah korektif bila ada indikasi ketidakwajaran kenaikan harga, memastikan kelancaran distribusi, serta mengkoordinasikan kegiatan pasar murah.
Agus mengungkapkan, sejak awal tahun hingga Maret 2019, laju inflasi di empat kabupaten wilayah operasional Bank Indonesia Purwokerto, relatif tetap terkendali. 'Hingga Maret 2019 ini, Kota Purwokerto tercatat hanya mengalami inflasi sebesar 0,09 persen (ytd), Cilacap 0,39 persen, Banjarnegara 0,24 persen, dan Purbalingga 0,22 persen.
''Secara umum, laju inflasi di Purwokerto dan Cilacap, lebih didorong oleh peningkatan harga kelompok komoditas volatile food terutama bawang merah dan bawang putih,'' ujar dia.
Secara umum, Agus menyebutkan, kegiatan pengendalian inflasi pada tahun 2019, masih akan melanjutkan program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan sepanjang tahun 2018. Hal ini mengingat berbagai program kegiatan yang dilaksanakan tahun 2018, cukup efektif untuk mengendalikan inflasi di daerah.
Kegiatan yang dilaksanakan, antara lain berupa kegiatan pasar murah TPID, sidak pasar, Toko TPID, Program beras PNS, Lapak Petani, kerja sama perdagangan antar daerah, pengembangan klaster volatile food (cabai, beras dan bawang putih), serta himbauan bijak berbelanja melalui ulama dan tokoh masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Agus juga berharap agar keberhasilan program pada satu kabupaten, diharapkan bisa direplikasi di kabupaten lain. Antara lain, seperti program toko TPID yang telah diimplementasikan di Kabu paten Cilacap tahun 2018. ''Keberadaan toko TPID ini, kami nilai cukup berhasil menjaga stabilitas harga beras pada awal tahun,'' katanya.
Menurut Agus, keberhasilan program tersebut bukan ditentukan pada berapa jumlah tonase beras yang berhasil dijual. Melainkan lebih dibuktikan pada relatif stabilnya harga beras selama masa tanam dan menjelang musim panen.
http://bit.ly/2KZkERy
April 23, 2019 at 04:15PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2KZkERy
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment