REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un usai berkendara dengan kereta api akhirnya tiba di Rusia, Rabu (24/4). Keesokan harinya, ia akan melakukan pertemuan puncak yang sangat dinanti dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pertemuan keduanya muncul di tengah diplomasi buntu mengenai program nuklir Korut. Kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap menerbitkan foto-foto Kim mengenakan jas hitam dan fedora disambut para pejabat Rusia di stasiun kereta api Rusia yang terletak di perbatasan Korut. Kantor berita Rusia Tass mengutip seorang pejabat setempat mengatakan saat tiba di stasiun, Kim diberi bunga, roti, dan garam.
Nantinya, Kim akan melakukan perjalanan ke kota pelabuhan Pasifik Vladivostok, Rusia untuk pertemuan puncak dengan Putin, Kamis pagi (25/4). Kim menjadi pemimpin Korut pertama yang melakukan perjalanan ke Rusia sejak almarhum ayahnya, Kim Jong Il, berkunjung ke Rusia pada 2011.
Sebelumnya, media pemerintah Korut mengonfirmasi perjalanan Kim menggunakan kereta lapis baja berwarna khaki-hijau dari lokasi yang dirahasiakan di Korut. Yonhap, mengutip analisis foto Korut soal keberangkatan Kim pun berspekulasi Kim pergi dari daerah pedesaan, bukan Pyongyang.
Diperkirakan, Kim tiba di Vladivostok sekitar Rabu sore dan menghadiri acara makan malam yang diselenggarakan Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Trutnev. Setelah pertemuan puncaknya dengan Putin, Kim akan mengunjungi beberapa tempat sebelum pulang ke Korut pada Jumat.
Kedatangan Kim di Pulau Vladivostok telah mendapatkan sejumlah langkah keamanan yang luar biasa ketat. Otoritas maritim mengatakan, perairan di sekitar Pulau Russky, di ujung selatan Vladivostok, akan ditutup sementara untuk semua lalu lintas maritim. Pulau ini memiliki universitas dengan ruang konferensi dan dipandang sebagai tempat pertemuan puncak kedua petinggi negara.
Secara terpisah, media lokal melaporkan beberapa platform di stasiun kereta utama Vladivostok akan ditutup selama beberapa hari, dan bus akan dialihkan dari stasiun kereta Rabu. Situs berita Vl.ru melaporkan pembangunan jalan untuk meratakan pintu masuk di stasiun kereta api sehingga memungkinkan limusin Kim masuk langsung dari peron.
Penasihat Kremlin Yuri Ushakov mengatakan, KTT Kim dan Putin akan fokus pada program nuklir Korut. Ia mengatakan, Rusia akan berupaya mengonsolidasikan sikap positif dari pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Kim.
Pada akhir Februari lalu, KTT kedua Kim dengan Trump di Hanoi berakhir tanpa persetujuan sebab perselisihan mengenai sanksi yang dibuat AS. Sejak itu AS dan Korut lagi-lagi menemui jalan buntu, meskipun kedua belah pihak mengatakan mereka terbuka untuk pertemuan puncak ketiga.
Kim ingin AS mengurangi sanksi. Namun, AS mempertahankan sanksi yang akan tetap berlaku sampai Korut mengambil langkah-langkah denuklirisasi yang lebih signifikan.
Beberapa pakar mengatakan, Kim dapat mencoba meningkatkan hubungan negaranya dengan Rusia dan Cina. Namun, pakar lain menilai tidak jelas seberapa besar peran Rusia dalam upaya memulai kembali perundingan nuklir.
Diperkirakan, KTT ini dapat memungkinkan Putin mencoba meningkatkan pengaruhnya dalam politik regional dan kebuntuan atas program nuklir Korut. "Kim ingin menunjukkan dia juga bekerja sama dengan Rusia, daripada hanya melihat AS dan Cina," ujar mantan peneliti senior di Institut Korea untuk Penyatuan Nasional, Seoul Chon Hyun-joon.
http://bit.ly/2DtW0SQ
April 24, 2019 at 02:14PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2DtW0SQ
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment