Butuh dua tahun untuk menyelesaikan studi tersebut.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Migas asal Oman, Overseas Oil and Gas LLC Oman (OOG) sebagai pemenang dari tender kontraktor Kilang Bontang mengatakan hingga saat ini perusahaan sedang melakukan persiapan pembangunan kilang. Direktur Utama OOG, Khalfan Al Riyami mengatakan perusahaan membutuhkan waktu paling tidak dua tahun untuk menyelesaikan hal tersebut.
Ia menjelaskan perlu banyak tahapan yang harus diselesaikan sebelum membangun kilang Bontang. Pertama, mencari partner pendaanaan, studi kelayakan dan juga studi teknikal engineering.
"Bank able feasibel study, and Front End Engineering Design (FEED) butuh hampir dua tahun, Bank able (6 bulan) FEED butuh banyak waktu. Bank able positif baru FEED," kata Khalfan di Jakarta, Senin (15/4).
Menurut dia untuk membangun Bontang strategi partnership memang harus dilakukan karena kebutuhan dana dan risiko juga besar. OOG kata Khalfan sedang mencari partner baik yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri.
Perusahaan membutuhkan paling tidak sebesar 15 miliar dolar untuk bisa menyelesaikan pembangunan kilang ini hingga selesai dan beroperasi. Maka ia berharap proses pencarian partner dan pendanaan bisa berjalan mulus.
Namun ia optimistis bahwa proyek yang ditargetkan akan selesai pada 2026 mendatang ini bisa selesai tepat waktu. Hanya saja, untuk saat ini kata Khalfan perlu ada studi dan kerjasama yang baik antara perusahaan dan Pertamina agar bisa mempercepat proses persiapan pembangunan.
Untuk bisa mendorong percepatan pembangunan kilang bontang, OOG menggaet dua perusahaan lokal Kalimantan untuk membuat fasilitas penunjang di sekitar Kilang Bontang.
Khalfan menjelaskan perusahaan menggaet PT. META EPSI, salah satu perusahaan procurement dan konstruksi dan PT. Sanurhasta Mitra yang bergerak di bidang pengembangan properti dan hotel. Kedua perusahaan tersebut bekerjasama dengan OOG untuk membangun fasilitas pembantu di kilang bontang.
"Kami menggaet dua perusahaan lokal untuk bisa membantu kami mengembangkan fasilitas penunjang di Kilang Bontang," ujar Khalfan.
Khlafan menjelaskan hal ini akan mendorong perusahaan lokal untuk melibatkan tenaga kerja lokal. Hal tersebut juga sebagai salah satu perusahaan untuk bisa memenuhi target TKDN sesuai kebijakan pemerintah.
Kilang minyak Bontang adalah proyek pembangunan kilang minyak baru (Grass Root Refinery) dengan kapasitas produksi 300.000 barel per hari (bph). Rencananya, kilang ini juga akan menggunakan konfigurasi yang menghasilkan produk petrokimia lainnya.
Dalam proyek kilang baru tersebut, OOG berkomitmen menggelontorkan investasi sebesar 15 miliar dolar atau sekitar Rp 210 triliun sesuai dengan Framework Agreement dengan PT Pertamina (Persero) yang telah ditandatangani Desember 2018 lalu, tanpa menggunakan APBN.
Kilang ini rencananya didirikan di atas lahan seluas 700-1.000 hektare (ha) yang terdiri dari kilang minyak dengan kapasitas 300.000 bph serta pabrik petrokimia dengan kapasitas 450.000 ton/tahun.
http://bit.ly/2IE0Lg0
April 17, 2019 at 07:44PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2IE0Lg0
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment