REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Peruri telah melakukan pengiriman terakhir produk cetakan Paspor Sri Lanka dengan total sebanyak satu juta buku. Sebelumnya dilakukan pengiriman tahap pertama sebanyak 500 ribu buku pada akhir 2018.
Direktur Utama Peruri, Dwina Septiani Wijaya mengatakan sejak 2003 Peruri telah melakukan kerja sama dengan Pemerintah Sri Lanka untuk memenuhi kebutuhan dokumen imigrasi berupa pencetakan paspor Sri Lanka. Hingga 2018 Peruri telah mencetak Paspor Sri Lanka dengan total sebanyak delapan juta buku dengan nilai 15 juta dolar AS.
“Produksi Paspor Sri Lanka tahun pesanan 2018 telah selesai. Dalam proses pembuatannya, Peruri menggunakan material dalam negeri kurang lebih sebesar 50 persen untuk tinta dan kertas sekuriti, selebihnya menggunakan material yang belum tersedia di dalam negeri,” ujarnya saat acara
Pengiriman buku Paspor ini dihadiri langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Dalam Negeri Sri Lanka, Hon J C Alawathuwala serta Direktur Utama Peruri, Dwina Septiani Wijaya.
Dwina melanjutkan sejak 2017 Peruri juga telah memulai memproduksi e-Paspor. Aksi ekspansi ini dapat meningkatkan kapabilitas Peruri dan membuka peluang untuk meraih pasar internasional, dalam memproduksi produk sekuriti lainnya seperti uang kertas, koin, pita cukai dan prangko.
Sementara Menteri BUMN Rini Soemarno menambahkan Peruri telah mampu melakukan ekspor Paspor Sri Lanka dengan total nilai sebesar 2,1 juta dolar AS. Hal itu menunjukkan bahwa salah satu produk Peruri telah mampu menembus pasar internasional di tengah kompetisi bisnis yang semakin kompetitif.
“Kementerian BUMN selaku pemegang saham akan terus memberikan dukungan kepada BUMN untuk terlibat aktif dalam pasar global,” ucapnya.
Diharapkan, ke depan, Peruri juga mampu memasarkan produk sekuriti ke negara lain seperti Afrika, sehingga menyakinkan Indonesia memiliki tingkat keamanan dalam hal pengiriman dokumen. “Kita dipercaya untuk mencetak dokumen security untuk dokumen negara lain, jadi mereka yang yakin bahwa di kita (Indonesia) safe tidak ada duplikasi atau tidak macam-macam,” ungkapnya.
http://bit.ly/2G36Xva
April 09, 2019 at 04:04PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2G36Xva
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment