REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang mengumumkan nama era kekaisaran baru di negara mereka. Reiwa adalah nama baru yang akan disematkan untuk nama kekaisaran baru.
Nama tersebut akan digunakan pada 1 Mei mendatang. Reiwa memiliki arti ketertiban dan harmoni. Era kekaisaran sebelumnya bernama Heisei akan berakhir dalam satu bulan ke depan yang ditandai dengan turunnya takhta bersejarah, Kaisar Akihito.
Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengumumkan nama yang sangat dinanti itu dengan memegang papan dengan tulisan tangan di atasnya. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menjelaskan arti dari nama kekaisaran baru itu.
Dalam adat Jepang, setiap pemerintahan kaisarnya atau dikenal dengan 'gengo' diberi nama yang kemudian digunakan bersama kalender Barat untuk menandai tahun berikutnya. Reiwa berasal dari dua kata, yakni Rei dan Wa yang memiliki arti ketertiban dan perdamaian atau harmoni. Dua kata yang digabungkan ini untuk pertama kalinya diambil dari antologi puisi Jepang kuno, Manyoshu.
Manyoushu menyimbolkan budaya publik yang mendalam dan tradisi panjang negara Jepang. "Bangsa kita menghadapi titik balik yang besar, meski ada banyak nilai Jepang yang tidak boleh pudar," ujar Abe seperti dikutip BBC, Senin (1/4).
Di Jepang, terdapat empat era dalam sejarah modernnya. Era Kaisar Akihito kini adalah Heisei (mencapai kedamaian), era Showa (1926-1989) yang memiliki arti harmoni yang tercerahkan.
Sebelumnya lagi, terdapat era bernama Taisho (1912-1926) berarti kebenaran besar. Sedangkan gengo Meiji (1868-1912) berarti pemerintahan yang tercerahkan.
Setiap nama gengo menunjukkan mengatur pola negara ke depannya. Bagi orang Jepang, nama tersebut penting dalam kehidupan sehari-hari. Nama tersebut muncul di koin, surat kabar, SIM, dan dokumen resmi lainnya.
Pemunculan nama era baru ini muncul setelah sekian lama spekulasi dan diskusi kabinet rahasia sehingga memunculkan sebuah nama yang dipilih oleh kabinet dari seleksi yang disusun oleh panel para cendekiawan dan pakar.
Popularitas gengo kian menurun sebab Jepang membuka diri terhadap pengaruh global. Jepang juga menggunakan penghitungan bulan Barat yang banyak orang Jepang menggunakannya bersamaan.
Menyoal penurunan takhta kekaisaran, pemerintah Jepang mengonfirmasi pada Desember 2017 kaisar saat ini, Akihito yang berusia 85 tahun, akan turun takhta pada April 2019 karena usia tua. Akihito pun menyerahkan takhta kepada putranya, Putra Mahkota Naruhito. Dia akan menjadi kaisar Jepang pertama dalam lebih dari dua abad.
Biasanya, era baru muncul hanya ketika satu kaisar telah meninggal dan penggantinya telah naik takhta. Namun, hal-hal berbeda kali ini. Pengumuman tersebut dibuat satu bulan lebih awal sehingga kantor dan perusahaan pemerintah dapat memperbarui serba serbi kepentingan dan mempersiapkan transisi sebelum mulai berlaku bulan depan.
https://ift.tt/2U5BNgy
April 01, 2019 at 05:37PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2U5BNgy
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment