REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan fintech peer to peer lending Amartha meraih penghargaan Indonesia Digital Innovation Award 2019. Penghargaan diberikan oleh majalah Wara Ekonomi untuk kategori Financial Technology sebagai perusahaan fintech yang inovatif dalam mewujudkan inklusi keuangan.
Proses penilaian oleh Digital Innovation Award 2019, Warta Ekonomi berdasarkan riset yang dilakukan pada Desember 2018-Januari 2019. Tim analis melakukan survei kualitatif dengan data sekunder dari publikasi resmi perusahaan maupun lembaga pemerintahan seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta media monitoring dari 40 media online nasional pada Januari-Desember 2018.
“Kerja keras yang kami lakukan tak terlepas dari peran para pendana di kota dan pelaku usaha mikro Amartha yang berada di desa. Kami akan terus memberikan pelayanan terbaik untuk para pelaku usaha mikro di desa agar bisa lebih sejahtera dan pendana di perkotaan untuk bersama-sama mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia,” kata Founder dan CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, belum lama ini.
Pria yang akrab disapa Taufan ini telah menerima penghargaan tersebut dari Muhamad Ihsan selaku CEO and Chief Editor Warta Ekonomi dan Fadel Muhammad selaku Founder & Preskom Warta Ekonomi di Balai Kartini, Jakarta, akhir pekan lalu.
Taufan mengatakan penghargaan ini akan memacu semangat Amartha untuk memberikan yang terbaik dalam mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia. Amartha telah memberdayakan pelaku usaha sebanyak 197 ribu orang yang tersebar di pulau Jawa.
Amartha, kata Taufan, memiliki misi untuk memberdayakan perempuan agar memiliki kesetaraan terhadap akses layanan keuangan, memperoleh pelatihan mengelola ekonomi rumah tangga dan modal terjangkau, sekaligus menikmati kemajuan teknologi. “Amartha mendukung pembiayaan bagi pengusaha mikro perempuan tangguh untuk sektor produktif, seperti perdagangan, pertanian dan peternakan serta industri rumah tangga,” ucap dia.
Menurut Bank Indonesia, 99,9 persen pelaku usaha UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Karena itu, Pemerintah berusaha untuk meningkatkan inklusi keuangan masyarakat menjadi 75 persen di tahun 2019 dari 69 persen pada 2017. Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan juga mendukung fintech lending dalam meningkatkan inklusi keuangan tersebut.
Sayangnya, pinjaman Fintech masih didominasi oleh masyarakat di Pulau Jawa. Menurut OJK, Menurut OJK, pada akhir September 2018,pinjaman fintech lending masih didominasi di pulau Jawa sebesar Rp 11,57 triliun. Sementara itu, di luar pulau Jawa sebesar Rp 2,27 triliun.
Karena itu, Amartha mulai melirik potensi di luar Pulau Jawa. Dalam waktu dekat, perusahaan yang berawal dari microfinance ini akan melebarkan sayap ke luar Pulau Jawa pada 2019. “Amartha telah menjangkau di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Tahun ini, kami berencana menjangkau di luar Pulau Jawa,” kata Taufan.
https://ift.tt/2StFTJF
February 27, 2019 at 02:52PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2StFTJF
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment