REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran buah hati menjadi dambaan banyak pasangan suami-istri. Anak-anak dapat menjadi salah satu sumber kebahagiaan di tengah keluarga Muslim.
Hal itu dibenarkan Ustaz Abdul Somad (UAS) saat berbincang dengan Republika.co.id. Namun, bagaimana keadaannya dengan pasangan yang belum dikaruniai keturunan?
Mubaligh kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara, itu menjelaskan, sejumlah nabi juga sempat mengalami hal serupa. Mereka berharap hadirnya keturunan yang dapat melanjutkan pertalian keluarga dan dakwah.
Alquran menyebutkan kisah-kisah tentang mereka. Misalnya, surah as-Saffat, Ali Imran, dan al-Anbiya. Tidak hanya itu, firman Allah SWT itu juga memuat untaian doa yang dipanjatkan para nabi saat memohon dikaruniai keturunan.
Surah as-Saffat ayat 99-100, misalnya, mengungkapkan doa Nabi Ibrahim AS. Arti ayat itu, "Dan Ibrahim berkata, 'Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.'" Teks doanya: "Rabbi hablii minasshaalihiin."
Adapun surah Ali Imran dan al-Anbiya mengandung kisah pengharapan Nabi Zakariya. Dalam surah Ali Imran ayat ke-38 disebutkan doa nabi tersebut: "Rabbi hablii min ladunka dzurriyyatan thayyibah, innaka samii'ud du'aa`." ('Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa'.)
Dalam surah al-Anbiya ayat 89-90, dikisahkan bagaimana Allah SWT akhirnya menjawab doa tersebut. Terjemahan ayat tersebut, "Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: 'Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami."
"Allah uji kesabaran Nabi Ibrahim. Lahirnya Nabi Ismail AS ialah saat usia beliau (Nabi Ibrahim) 86 tahun. Sarah (istri Nabi Ibrahim) yang tua sudah divonis mandul, tetapi Allah berkehendak, beliau hamil (kelak melahirkan Nabi Ishaq AS --Red) waktu usia Nabi Ibrahim 99 tahun," papar Ustaz Abdul Somad melalui sambungan telepon, Rabu (27/2).
Untuk itu, UAS menyarankan, pasangan hendaknya bersabar dan terus-menerus berusaha. Tidak berputus asa terhadap rahmat Allah SWT.
Hal itu juga hendaknya diiringi dengan peningkatan ketakwaan dan amal salih. Menurut dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau itu, seseorang yang sedang meminta kepada Allah SWT seyogianya tidak hanya menunaikan yang wajib. Amalan-amalan sunah juga dilaksanakan sepenuh hati.
Selain itu, kerukunan di antara suami dan istri juga sebaiknya dipelihara. Demikian pula, hubungan pasangan tersebut dengan pihak orang tua, mertua, keluarga besar, serta tetangga dan masyarakat umumnya. Sebab, kadangkala doa-doa kebaikan juga bisa disampaikan orang-orang sekitar.
"Banyak-banyaklah beribadah dan berdoa. Terus berusaha dan ikhtiar, serta bertawakkal menerima takdir-Nya. Yang penting, berbaik sangka kepada Allah," ujar alumnus Universitas al-Azhar (Mesir) itu.
https://ift.tt/2GN0ur5
February 27, 2019 at 05:22PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2GN0ur5
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment