REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Selalu ada memori buruk yang menghantui Liverpool tiap kali menerima lawatan Chelsea di Stadion Anfield, terutama dalam enam musim terakhir Liga Primer Inggris. Selama periode tersebut, the Reds tidak pernah bisa menang atas the Blues di Stadion Anfield dengan mengemas empat kekalahan dan dua hasil imbang.
Tidak ada satu pun tim di Liga Primer Inggris yang bisa mencuri begitu banyak poin saat menghadapi the Reds di Stadion Anfield. Salah satu kekalahan paling menyakitkan yang dialami Liverpool dari Chelsea di Anfield terjadi pada pekan ke-36 Liga Primer Inggris musim 2013/2014.
Di laga yang diwarnai insiden terpelesetnya sang kapten, Steven Gerrard, itu Liverpool akhirnya menyerah 0-2 dari tim asal London Barat tersebut. Kegagalan memetik poin penuh itu terbukti krusial dalam usaha the Reds memastikan torehan gelar juara Liga Primer. Pada akhir musim, Liverpool akhirnya tertinggal dua poin dari Manchester City dan harus puas puas mengakhiri liga sebagai runner-up.
Kenangan pahit itu seolah kembali muncul pada musim ini, saat Liverpool menerima lawatan Chelsea di Stadion Anfield pada laga ke-34 Liga Primer, Ahad (14/4) malam WIB. Situasinya juga tidak terlalu jauh berbeda dibanding lima tahun lalu. Liverpool tengah bersaing ketat dengan Manchester City dalam perburuan gelar Liga Primer.
Bahkan, bisa dibilang, Liverpool lebih diuntungkan lantaran City masih berpatisipasi di Piala FA di sisa musim ini. Berada di posisi teratas klasemen sementara, the Reds unggul dua poin dari City. Namun, the Citizens masih memiliki satu laga tunda dan bisa kapan pun merebut posisi puncak.
Alhasil, tidak ada pilihan lain buat Liverpool selain memetik tiga angka di laga kontra Chelsea sekaligus mengakhiri kutukan the Blues di Anfield demi mempertahankan posisi puncak klasemen sementara. Kendati begitu, the Reds memiliki bekal yang cukup guna menghadapi Eden Hazard dan kawan-kawan di laga tersebut.
Selain motivasi untuk terus berada di puncak klasemen, Liverpool memiliki modal lain. Penampilan solid di lini belakang, dengan hanya kebobolan 20 gol dan 17 catatan clean sheet serta hanya menelan satu kekalahan dari 33 laga Liga Primer, menjadi salah satu kekuatan terbesar Liverpool pada musim ini. Pun dengan kemenangan 2-0 atas Porto di laga leg pertama babak perempat final Liga Champions, tengah pekan ini, yang bakal meningkatkan kepercayaan diri para penggawa the Reds.
''Kami tinggal melakukan apa yang telah kami tampilkan di sepanjang musim ini. Bermain baik, solid di lini pertahanan dan menikmati setiap duel di lapangan. Kami mesti fokus dari satu laga ke laga berikutnya, termasuk di laga menghadapi Chelsea. Kehilagan poin dapat berarti kegagalan mendapatkan trofi Liga Primer Inggris,'' kata bek tengah Liverpool Virgil Van Dijk seperti dikutip Four Four Two, awal pekan ini.
Tak hanya itu, mentalitas para penggawa Liverpool juga telah teruji di empat laga terakhir di Liga Primer, baik saat tim lawan mampu menyamakan kedudukan atau pun tertinggal lebih dulu. The Reds akhirnya selalu berhasil memetik poin penuh di empat laga tersebut, termasuk saat tertinggal lebih dulu dan akhirnya bisa menang 3-1 atas Southampton, akhir pekan lalu.
Pelatih Liverpool Juergen Klopp mengungkapkan, mentalitas inilah yang menjadi salah satu kekuatan terbaru anak-anak asuhnya di beberapa laga terakhir. ''Akhirnya kami mulai mampu mengatasi masalah dan kesulitan yang ada di depan kami. Tidak harus selalu sempurna, tapi kami akhirnya bisa meraih hasil maksimal. Peningkatan mentalitas ini yang saya sukai dari tim ini,'' ujar Klopp di laman resmi klub, beberapa waktu lalu.
http://bit.ly/2Iu2nJg
April 12, 2019 at 07:23PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Iu2nJg
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment