REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat persalinan caesar telah meningkat di negara maju hingga lebih dari 20 persen kelahiran. Padahal World Health Organization (WHO) merekomendasikan operasi ini hanya untuk 10 hingga 15 persen kasus persalinan ketika kesehatan ibu atau bayi terancam.
Selain bisa menyelamatkan jiwa, caesar memiliki risiko cukup besar seperti infeksi, pendarahan berlebihan, kerusakan organ reproduksi, dan pembekuan darah. Sebuah penelitian dalam jurnal Canadian Medical Association Journal (CMAJ) menyebutkan semakin tua usia ibu semakin besar pula risiko komplikasi ketika menjalani persalinan caesar.
Mereka memeriksa data pada 1.444 wanita yang mengalami komplikasi parah setelah melahirkan caesar yang tidak terkait dengan masalah kesehatan yang diderita sebelumnya. Mereka juga melihat kelompok pembanding dari 3.464 wanita yang tidak memiliki komplikasi.
Kesimpulannya, wanita yang melakukan operasi caesar 80 persen lebih mungkin mengalami komplikasi daripada mereka yang melahirkan normal. Wanita di atas usia 35 tahun yang melakukan operasi caesar hampir tiga kali lebih mungkin mengalami komplikasi parah.
"Secara keseluruhan, operasi aman. Tetapi pada sebagian kecil kasus komplikasi parah dapat terjadi pada ibu selama atau segera setelah melahirkan," kata kata penulis studi senior Catherine Deneux-Tharaux dari INSERM dikutip Reuters, Jumat (12/4).
Dia menyatakan seiring bertambahnya usia wanita, otot rahim kehilangan kemampuannya untuk berkontraksi secara efisien. Kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan hebat setelah operasi caesar.
Meski demikian, wanita dari segala usia memiliki peningkatan risiko komplikasi dari operasi caesar. Ibu di bawah 25 tahun yang melakukan operasi persalinan caesar, 60 persen kemungkinan mengalami komplikasi dari pada mereka yang melahirkan secara normal.
Wanita hamil berusia 35 tahun atau lebih yang menjalani operasi caesar setelah persalinan empat kali, kemungkinan besar mengalami komplikasi dibandingkan ibu berusia di atas 35 tahun yang melahirkan secara normal.
"Ini harus jadi pertimbangan agar wanita berhati-hati dalam menjadwalkan operasi caesar kecuali mereka yakin itu diperlukan," kata Laura Schummers, peneliti di University of British Columbia di Vancouver yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Schummers juga menyatakan risiko kelahiran caesar terakumulasi sepanjang hidup seorang wanita. Biasanya jika pada kehamilan pertama dilakukan secara caesar, maka pada kehamilan kedua kemungkinan akan operasi caesar lagi. Tentunya kemungkinan terjadi komplikasi akan cukup besar.
“Saat ini banyak wanita menunda melahirkan anak hingga usia 35 atau lebih. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pengambilan keputusan yang bijaksana. Terutama bagi wanita dalam kelompok usia ini yang mungkin melanjutkan kehamilan tambahan," kata dia.
http://bit.ly/2Ux1p69
April 12, 2019 at 07:00PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Ux1p69
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment