REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan prospek perdamaian antara India dan Pakistan akan lebih besar bila Perdana Menteri India Narendra Modi memenangkan pemilu.
Pemilu di India akan dimulai pada Kamis (11/4) dan akan dilangsungkan selama beberapa hari di bulan April dan Mei.
"Akan ada dua Narendra Modi, satu sebelum pemilu, satu sesudahnya." kata Imran Khan.
Perdana Menteri Narendra Modi mengirimkan pesawat tempur India untuk membom wilayah Pakistan bulan Februari lalu sebagai tindakan balasan atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter di wilayah Kashmir yang dipersengketakan kedua negara. Kedua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir hampir terlibat perang terbuka, ketika India menuduh Pakistan mendukung kelompok teroris yang bertanggung jawab atas serangan. Seruan bagi tindak balasan meningkat dengan Pakistan kemudian menembak jatuh sebuah pesawat tempur India.
Meski ada ketegangan baru tersebut, PM Imran Khan mengatakan dialog lebih mungkin terjadi bila pemerintahan nasionalis Hindu yang sekarang berkuasa kembali memenangkan pemilu. Dia mengatakan partai oposisi di India Partai Kongres akan terlalu takut dengan kemungkinan penentangan dari kelompok sayap kanan India, untuk berani terlibat dalam pembicaraan damai dengan Pakistan.
Berbicara dengan beberapa wartawan asing termasuk ABC, PM Imran Khan mengatakan Pakistan memang harus melakukan tindakan balasan ketika pesawat tempur India memasuki wilayah udara mereka.
"Pasti ada reaksi yang mengerikan dari rakyat bila kami tidak melakukan tindakan balasan," kata Khan.
"Tidak ada pemerintah yang bisa bertahan di Pakistan bila kami tidak melakukan tindakan balasan."
Namun, Imran Khan mengatakan Pakistan juga sedang bekerja untuk membongkar jaringan kelompok teroris Jaish-e-Mohammed, yang mengaku bertanggung jawab melakukan serangan bom bunuh diri terhadap tentara India tersebut. Pejabat senior militer Pakistan mengukuhkan bahwa belasan anggota kelompok tersebut telah ditahan.
Ketika ditanya mengapa pemimpin kelompok tersebut Masood Azhar belum lagi ditemukan, Imran Khan tidak memberikan jawaban langsung.
"Masood sudah bersembunyi, tidak efektif, dia tidak betul-betul menjadi pemimpin saat ini." katanya.
"Kami tahu dia tidak sehat, saya tidak tahu."
"Tetapi yang lebih penting dari dia bahwa struktur seluruh organisasinya, yang sedang kita bongkar."
Khan bertekad basmi ekstrimis
PM Imran Khan sudah bertekad menghancurkan banyak kelompok militan yang beroperasi di perbatasan Pakistan dan India. Sejak berkuasa Agustus lalu, mantan bintang kriket tersebut sudah mengumumkan rencana untuk melarang madrasah untuk mengajarkan pengajaran ekstrem. Sekolah-sekolah agama ini diminta untuk memperluas lingkup pengajaran untuk tidak mengajarkan Al Quran saja.
Seorang pejabat senior pemerintah Pakistan mengatakan ada sekitar 32 ribu madrasah di negeri itu, dan mereka sudah mencatat hampir 200 di antaranya yang memiliki pertalian dengan kelompok ekstremis. Imran Khan mengatakan pemerintah juga akan mengambil alih pengelolaan rumah sakit amal yang dijalankan oleh kelompok ekstremis.
"Kami sudah memutuskan demi masa depan negeri ini - bukan karena tekanan dari luar — kami tidak akan mengizinkan milisi berfungsi lagi karena masyarakat Pakistan menderita karenanya.' kata Khan.
"Inilah untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemerintah melakukannya."
"Dan ini bukan karena ada tekanan dari India, karena sudah ada konsensus di Pakistan."
Khan mengatakan militer Pakistan sekarang sepakat dengan pemerintah untuk menghancurkan kelompok militan. Pejabat militer senior mengatakan hampir tidak ada peluang bagi pertumbuhan ekonomi di Pakistan tanpa terlebih dahulu menggusur kelompok ekstrem.
Pakistan hampir saja masuk ke dalam daftar hitam negara yang terlibat dalam membiayai terorisme. Bila masuk dalam daftar, maka Pakistan tidak akan mendapat akses dalam perdagangan dunia dan investasi, hal yang sangat dibutuhkan, karena negara perdagangan negara tersebut semakin memburuk.
Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini
http://bit.ly/2WWXlJp
April 10, 2019 at 02:28PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2WWXlJp
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment