REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) menurut lembaga riset Ipsos menjadi senjata utama para e-commerce meraih pendapatan sebanyak-banyaknya. "Tapi, mereka akan terbentur 'glass ceiling'," kata Managing Director Ipsos Indonesia, Soeprapto Tan, saat paparan riset di Jakarta, Selasa (19/2).
Dalam riset "E-commerce 4.0 What's Next", Ipsos mencatat Harbolnas yang paling populer adalah 12.12 setiap 12 Desember, meskipun kuartal terakhir tiap tahun disemarakkan berbagai pesta belanja antara lain 10.10 dan 11.11. Menurut Soeprapto, Harbolnas 12.12 menjadi yang paling diminati karena banyak pekerja yang mendapatkan bonus akhir tahun.
Sebanyak 78 persen menyukai Harbolnas 12.12 karena diskon yang ditawarkan lebih besar. Konsumen juga tertarik dengan flash sale (66 persen) dan gratis ongkos kirim (64 persen) yang ditawarkan selama Harbolnas.
Dari 1.000 responden yang mengikuti survei online selama 27 Desember 2018 hingga 11 Januari 2019, 52 persen mengaku mau menunggu Harbolnas agar mendapatkan barang dengan harga lebih murah. Sebesar 43 persen menjawab mereka membeli beberapa barang di toko daring berbeda dalam waktu bersamaan saat Harbolnas.
Sebanyak 33 persen memberi barang yang tidak diperlukan karena tergiur harga yang murah. Sedangkan empat persen mengaku hanya membeli barang saat Harbolnas.
Ipsos melihat loyalitas konsumen selama Harbolnas masih bersifat pragmatis, mereka memanfaatkan promosi yang ditawarkan dan mau mengikuti program lain yang serupa Harbolnas. Secara umum, kategori barang paling diminati di e-commerce di Indonesia masih diduduki oleh fashion dan baju olahraga (64 persen), produk elektronik (38 persen), dan gawai (37 persen). Kategori lain yang diminati antara lain pembayaran tagihan, kosmetik, makanan dan minuman, kebutuhan sehari-hari, perawatan tubuh dan susu untuk anak-anak.
https://ift.tt/2NeL2V3
February 20, 2019 at 02:47PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2NeL2V3
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment