Tuesday, April 2, 2019

Cek Status Halal Produk Lewat Pemindai Halal

Perusahaan asal Singapura berencana luncurkan aplikasikan layanan pemindai halal.

REPUBLIKA.CO.ID,SINGAPURA —Tahun 2019, telepon genggam tidak hanya berfungsi untuk komunikasi atau bermain ular-ularan. Saat ini, orang-orang menggunakannya untuk mendukung semua kegiatan sehari-hari, seperti mengelola keuangan bank, membayar, berbelanja, memesan makanan, bahkan memantau kehidupan dan gaya hidup sendiri.

Faktanya, aplikasi telepon pintar menjadi begitu sentral dalam kehidupan sehari-hari konsumen. Sehingga, tidak mengejutkan jika menemukan ribuan aplikasi baru App Store atau Google Play dalam satu hari.

Dilansir di Business Indiser pada Selasa (2/4), sebuah perusahaan di Singapura berencana meluncurkan aplikasi layanan pemindai makanan halal di negara itu. Aplikasi pemindai halal itu akan diluncurkan pada akhir April 2019. Aplikasi itu dapat menginformasikan pengguna ihwal status halal suatu produk dengan memindai daftar barcode.

Pemindai Halal akan diintegrasikan dengan aplikasi WhatsHalal yang sudah ada. Aplikasi WhatsHalal dirancang sebagai panduan makanan halal bagi konsumen, bisnis, dan perusahaan. Aplikasi WhatsHalal diluncurkan pada Februari tahun lalu, sekitar empat bulan setelah pengusaha Azman Ivan Tan dan Salehin Amat Kamsin mendirikan perusahaan teknologinya.

Aplikasi ini menawarkan empat layanan utama kepada konsumen, seperti daftar restoran halal, pengiriman makanan, pesanan makanan bawa pulang, dan pemesanan restoran. Versi beta dari Pemindai Halal ditargetkan bisa teintegrasi dengan WhatsHalal yang ada di sejumlah negara, seperti Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Australia.

Dalam sebuah wawancara dengan Business Insider, Azman dan Salehin menargetkan sebanyak 50 ribu produk dapat terpindai melalui aplikasi buatannya setelah bulan-bulan awal peluncuran. Selama fase itu, tim WhatsHalal akan mengidentifikasi bahan yang dipindai yang memerlukan verifikasi halal.

Pemindai Halal memiliki tiga metode identifikasi, yakni melalui gambar produk, kode batang, dan daftar bahan. Semua sistem bekerja berdasarkan basis data yang dikumpulkan secara bertahap. Pertama-tama, pengguna mengambil foto suatu produk melalui aplikasi. Apabila WhatsHalal dapat memverifikasi bahwa kemasan produk memiliki logo Dewan Agama Islam Singapura (Muis), maka secara otomatis ada verifikasi status halal produk tersebut.

Kemudian, data disimpan dalam sistem WhatsHalal. Saat pengguna memindai barcode dari produk yang sama, aplikasi akan segera menunjukkan bahwa produk itu halal. Jika suatu produk tidak memiliki logo Muis, daftar bahan-bahannya ikut diperhitungkan dalam verifikasi. Setelah pengguna memindai daftar bahan lewat aplikasi, WhatsHalal secara otomatis melakukan pengenalan karakter optik (OCR) di atasnya.

“Hanya ketika sistem melihat daging babi, dia akan langsung mengatakan 'tidak halal'. Pemotongan yang sangat jelas,” kata Azman

Terkait adanya bahan “abu-abu”, maka informasi lebih lanjut akan ditampilkan di layar. Sehingga, konsumen dapat membuat pilihan sendiri dengan melihat informasi bahan.

“Anda dapat mengekliknya, dan kami akan menunjukkan sedikit informasi kepada, seperti agar-agar dari (negara tertentu) kemungkinan halal, dan (jika itu) dari Cina, maka itu kemungkinan non-halal,” kata dia.

Apabila konsumen membuat permintaan ihwal status suatu produk, WhatsHalal akan melibatkan konsultan halal eksternal bersertifikasi untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap bahan-bahan dalam produk tersebut. “Jadi, jika ini (produk) berasal dari perusahaan XYZ, dan, katakanlah, perusahaan ini telah disertifikasi oleh badan sertifikasi yang tepat, kami akan menganggapnya sebagai halal, konsultan halal kami tidak perlu memeriksa sepenuhnya. Tetapi jika tidak bersertifikat mereka akan memeriksa dengan produsen,” kata Azman.

Salehin menjelaskan, kendati tujuan dari Pemindai Halal adalah memverifikasi sebanyak mungkin produk, tetapi ada juga kebutuhan untuk menjadi praktis dengan mengenali kendala operasi. Sebab, tidak praktis jika mengharapkan tim WhatsHalal dapat memeriksa setiap pemindaian produk yang masuk.

“Semakin banyak orang memindai, semakin banyak kami membangun basis data produk,” ujar Salehin.

Perusahaan sedang mempertimbangkan memasukkan fitur terjemahan dalam pemindai. Sehingga, pengguna dapat memindai produk yang dibeli dari negara lain dan masih mengumpulkan informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan.

“Jadi yang terjadi dengan sistem kami adalah, kami sebenarnya hanya mempercepat proses dan membuatnya mudah. Semua informasi ada di ujung jari anda,” kata dia.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2I4T02x
April 02, 2019 at 04:30PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2I4T02x
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment