REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengimbau seluruh elemen bangsa untuk sama-sama menciptakan suasana tertib dan damai, baik pada masa sebelum, ketika, dan setelah pemilihan umum (pemilu). Hal itu disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti.
Muhammadiyah, lanjut dia, meminta seluruh pihak untuk menjauhi segala bentuk pernyataan dan sikap yang bernada hasutan, perselisihan, dan kegaduhan. Sebab, segaal konsekuensi buruknya akan merugikan segenap unsur kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dia mengandaikan, bila terdapat masalah atau persengketaan pemilu, maka hendaknya semua pihak dapat menyelesaikan persoalan secara konstitusional, sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku. Segala upaya mobilisasi massa dan provokasi seyogianya dihindari.
"(Hendaknya menghindari) aksi-aksi politik yang dapat menimbulkan ketegangan, konflik horizontal maupun vertikal, dan anarki yang merugikan kehidupan bersama," kata Abdul Mu'ti saat membacakan pernyataan resmi PP Muhammadiyah tentang Pemilu 2019 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Senin (15/4).
Sejarah telah membuktikan, Indonesia eksis melalui perjuangan para patriot dan pendiri bangsa, termasuk umat Islam. Karena itu, segala pengorbanan jiwa dan raga mereka mesti dirawat dengan sebaik-baiknya. Tidak boleh ada upaya merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks terkini, Muhammadiyah juga mengimbau semua pihak agar menjauhi politik uang (money politics) dan segala transaksi yang dilarang oleh agama, nilai-nilai moralitas, dan aturan hukum yang berlaku.
Pemilu merupakan suatu proses demokrasi yang paling memungkinkan untuk memilih pemimpin dan perwakilan. Gelaran ini hendaknya dilakukan secara objektif dengan kepercayaan, siapapaun yang terpilih merupakan putra/putri bangsa yang terbaik.
Karena itu, kepada semua pihak, diimbau untuk dapat menerima hasil-hasil pemilu dengan jiwa besar, kesabaran, tenggang rasa, dan saling menghormati. Untuk kaum Muslimin, Abdul Mu'ti meminta agar senantiasa bertawakal kepada Allah SWT.
Ia menegaskan, siapapun yang memperoleh mandat rakyat hendaknya bersikap rendah hati, menjauhi euforia, dan keangkuhan. Jadikanlah kepercayaan rakyat sebagai amanat dan tanggung jawab untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia.
Bagi yang belum memperoleh mandat rakyat, maka terimalah dengan lapang hati dan jiwa kenegarawanan yang tinggi. "Selaku kaum beriman, semua amanat maupun hasil ikhtiar dalam politik maupun kehidupan pada umumnya harus disikapi dengan ketakwaan, kesyukuran, kesabaran, dan tawakal kepada Allah Yang Maha Kuasa," papar Abdul Mu'ti.
Gunakan Hak Pilih
Imbauan lainnya, Muhammadiyah meminta seluruh warga negara yang memiliki hak pilih untuk menggunakannya secara penuh tanggung jawab dan cerdas, Junjung tinggi persatuan, moralitas, toleransi, dan kesantunan.
Khususnya kepada warga Persyarikatan Muhammadiyah, lanjut Abdul Mu'ti, hendaknya menggunakan hak pilihnya serta berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan Pemilu pada 17 April 2019 nanti.
"Bersamaan dengan itu semakin giat dalam menjalankan segala usaha dakwah dan tajdid yang menjadi misi utama gerakan Muhammadiyah untuk tersebarluasnya risalah Islam sebagai rahmatan lil’alamin serta terwujudnya Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur," jelasnya.
http://bit.ly/2Ii4scd
April 15, 2019 at 06:24PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Ii4scd
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment