REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang sedang mewacanakan pembangunan kampung tematik bernama Arema. Proses pembangunan kampung berkonsep miniatur Malang Raya ini masih menunggu hasil proses pelelangan bersama sejumlah investor.
"Yang masuk banyak (investor), tapi kita akan lebih memilih yang menguntungkan kita," ujar Wali Kota Malang, Sutiaji saat ditemui wartawan di Halaman Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), baru-baru ini.
Karena belum diputuskan, Sutiaji menyatakan, masalah anggaran masih dalam pembahasan. Hal ini termasuk apakah rumah-rumah kampung yang akan bernuansa lawas ini akan ditempati warga atau tidak. Semua aspek ini masih harus menunggu kesepakatan dengan investor terpilih.
Melalui Kampung Arema, Sutiaji berharap, pengunjung bisa mengetahui Malang Raya dalam bentuk miniatur. Tidak hanya rumah bernuansa lawas, kampung tematik rencananya juga akan menghadirkan tradisi-tradisi Malang Raya. Juga, pihaknya kelak menerapkan bahasa asli Malangan sebagai media komunikasi para pengunjung.
"Jadi ini wilayah wisata baru yang orang datang ke sana bisa tahu 'oh itu Batu, ini kabupaten (Malang) dan lautnya'. Enggak usah jauh-jauh, di situ nanti sudah tergambar (geografis Malang Raya--Red)," kata pria yang disapa Pak Aji ini.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, juga telah mengatakan hal serupa ihwal wacana kampung tematik baru tersebut. Pendirian kampung ini direncanakan akan berada di Tasikmadu, Lowokwaru, Kota Malang. Pemilihan lokasi di sekitar ITN 2 Malang ini karena memiliki faktor keramaian.
Menurut Ida, lokasi terpilih tersebut diprediksi akan meningkat lalu lintasnya. Pasalnya, daerah tersebut berdekatan dengan tol Pandaan-Malang yang akan diresmikan, beberapa waktu ke depan. "Pengunjung yang akan ke Batu nantinya dapat mampir ke Kampung Arema karena letaknya tidak jauh dari jalur utama," kata dia.
Untuk sementara, Ida mengaku, Pemkot Malang baru mempunyai lahan sekitar delapan hektare. Kemudian akan ditambahkan hingga 25 hektare atas bantuan dari investor. Ida belum memastikan, apakah kajian bersama investor akan terlaksana tahun ini atau 2020.
"Kalau tidak tahun ini ya, tahun depan karena sampai tahun 2020," ujar Ida.
http://bit.ly/2UkwB8R
April 08, 2019 at 03:59PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2UkwB8R
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment