Pimpinan oposisi yang mengangkat dirinya menjadi presiden transisi, Juan Guaido, hari Rabu (1/5) kembali menyerukan kepada para pendukungnya untuk turun ke jalan dan ramai-ramai menolak kekuasaan Nicolas Maduro.
Seruan itu pertama kali dikeluarkan hari Selasa kemarin (30/4) dan diikuti oleh ribuan warga Venezuela. Guaido menyebut aksi jalanan itu sebagai "operasi pembebasan".
"Hari ini, para serdadu dan patriot yang berani, warga yang menjunjung konstitusi, mengikuti seruan kami," kata Guaido dalam pernyataan video yang disebarkan lewat Twitter dan media sosial lain.
Selasa malam, di ibu kota Caracas terjadi bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan yang masih mendukung Maduro. Sekitar 70 orang diberitakan luka-luka. Mengenai para serdadu yang mendukung Juan Guaido, Nicolas Maduro mengatakan: "Para pengkhianat ini nanti akan merasakan sendiri konsekuensinya."
Solusi politik, bukan senjata
Menteri luar negeri Jerman Heiko Maas menerangkan, pemerintah Jerman tetap mendukung pimpinan oposisi Juan Guaido. Namun krisis di Venezuela tidak boleh diselesaikan dengan senjata.
"Kami ingin agar dilakukan pemilu baru di Venezuela dan karena itu tetap mendukung Juan Guaido. Yang tidak kami inginkan adalah, kalau sampai senjata yang berbicara. Kita perlu solusi politik, bukan senjata," kata Heiko Maas lewat Twitter.
Saat ini Menlu Jerman itu sedang melakukan kunjungan ke Amerika Selatan, antara lain ke Brasil, Meksiko dan Kolumbia. Presiden Brasil Jair Bolsonaro juga bereaksi lewat Twitter dan menulis, dia mendukung "peralihan demokratis" di Venezuela.
Kantor Kepresidenan menyebutkan, beberapa serdadu Venezuela kini mencari perlindungan di Kedutaan Besar Brasil di Caracas dan mengajukan permohonan suaka politik. Media Brasil melaporkan, ada sekitar 25 serdadu yang berlindung di gedung Kedutaan Brasil itu.
hp/ts (dpa, afp, rtr)
http://bit.ly/2J6BhrV
May 01, 2019 at 03:06PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2J6BhrV
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment