REPUBLIKA.CO.ID, CIKAMPEK -- Arus mudik Lebaran Idul Fitri 1440 H pada H-10 di ruas tol Jakarta-Cikampek, mulai menujukkan kepadatannya. Setidaknya ini terlihat dari antrean dan gerak melambat ribuan kendaraan yang hendak menuju Cikampek, Jabar dan seterusnya.
Bahkan, waktu tempuh antara Jakarta hingga Cikampek pun bisa mencapai empat jam lebih. Padahal, jarak antara tol Jakarta-Cikampek (Japek) hanya 73 kilometer.
Dari pantauan Republika.co.id, kemacetan di ruas tol ini mulai terasa ketika pemudik memasuki ruas tol lingkar dalam yang menuju arah Cikampek. Kendaraan harus bergerak lambat karena padatnya jumlah kendaraan, selain akibat penyempitan badan jalan tol.
Padahal, pengerjaan proyek LRT dan MRT yang ada di sepanjang ruas tol ini untuk sementara telah dihentikan. Kendaraan-kendaran besar milik proyek yang biasa hilir mudik dan kerap membuat kemacetan itu, kini sudah tak dijumpai lagi. Bahkan, alat-alat berat pun sudah disisihkan ke tempat-tempat yang aman.
Ketika pemudik hendak keluar dari GT Cikampek Utama, antrean panjang juga telah terjadi. Selain gerbang tol yang sudah berjalan otomatis, ada gerbang tol yang masih dilakukan secara manual.
Jalan Tol Japek menghubungkan ruas jalan tol dari Cawang menuju Cikampek. Sebelumnya, jalan tol ini mempunyai gerbang tol Halim, Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Cikunir, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, Cikarang Utama, Cikarang Barat, Cibatu, Cikarang Timur, Karawang Barat, Karawang Timur, Dawuan, Kalihurip, Cikampek, dan Cikopo. Jalan tol ini melintasi Kota Jakarta Timur, Kota dan Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Purwakarta.
Jalan tol ini merupakan bagian dari Jalan Tol Jakarta-Palimanan (189 Km). Kilometer 0 berada di Cawang, Jakarta Timur, dan berakhir di Kilometer 189 di Palimanan.
Namun, mulai arus mudik tahun ini, Gerbang Tol Cikarang ditiadakan dan dialihkan pada Gerbang Tol Cikampek Utama. Meski demikian, pengemudi yang hendak mudik ke Cirebon dilanjutkan ke Jateng atau Jatim, akan tetap menghadapi pelambatan kecepatan kendaraan. Ini karena di sejumlah titik peristirahatan banyak kendaraan yang melambatkan kecepatannya.
Pascakeluar GT Cikampek Utama, pemudik bisa memilih untuk tetap melanjutkan perjalannya melalui Tol Cipali atau ke jalur alternatif Cikampek, Subang, Indramayu, Cirebon, dan Jawa. Dari pemantauan Republika.co.id di ruas jalur alternatif, kondisi jalan sudah tidak ada lagi perbaikan. Namun, di sejumlah titik masih ditemukan aktivitas sumbangan pembangunan masjid seperti di sekitar ruas jalan Ciasem dan Patokjaya, Kabupaten Subang.
Selain itu, pengemudi yang melintas di Jembatan Kali Sewo, perbatasan antara Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang agar tetap berhati-hati karena akan berhadapan dengan ratusan warga yang berjejer di sekitar jembatan itu mengharapkan sedekah dari para pengemudi. Mereka ada di sekitaran badan jembatan itu selama 24 jam, meski bergantian antarwarga satu dengan lainnya.
Ratusan pengemis yang semua memegang sapu lidi mengamati kendaraan yang lewat, terutama mobil pribadi dan kendaraan umum. Mereka berdiri berjejer di pinggir jalan sepanjang hampir 500 meter.
Mereka terdiri dari anak-anak, remaja bahkan sampai nenek-nenek. Setiap mobil yang bergerak perlahan, terutama mobil pribadi akan didekati sambil memberikan aba-aba meminta sesuatu.
http://bit.ly/2YKwpNG
May 26, 2019 at 01:46PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2YKwpNG
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment