REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kenaikan harga cabai rawit di Gorontalo pada tiga hari awal puasa merupakan fenomena sesaat. Dilaporkan sebelumnya pernah menyentuh Rp 120 ribu per kg. Dari hasil pantauan tim stabilisasi harga Ditjen Hortikultura bersama Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo di beberapa pasar baik, harga mulai turun di kisaran Rp 70 - 80 ribu per kg.
“Harga tembus Rp 120 ribu per kg sama sekali bukan karena tidak ada barang tapi karena buruh petik pada libur untuk fokus melaksanakan ibadah puasa di tiga sampai empat hari awal puasa. Setelah itu, aktivitas seperti biasa. Jadi murni fenomena sesaat saja,” ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Moh Ismail Wahab saat dihubungi di Jakarta, JUmat (10/5).
Produksi cabai rawit merah pada Mei 2019 mencapai 96 ribu ton. Sedangkan kebutuhannya hanya 62 ribu ton. Dengan demikian, terjadi surplus sebesar 34 ribu ton. Karena itu, pemerintah menjamin pasokan dan harga cabai rawit secara nasional aman dan stabil. Pemerintah pusat dan daerah berupaya menjaga pasokan dan harga dengan mematuhi pelaksanaan pengaturan pola tanam antar waktu antar wilayah yang sudah kita atur secara nasional.
Di tempat terpisah, Plh Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Momy Igirisa saat melakukan pantauan langsung di lapangan menyampaikan bahwa pasokan cabai rawit aman.
"Produksi cabai rawit merah pada Mei 2019 sebesar 872 ton sedangkan kebutuhannya sebesar 285 ton, sehingga terjadi surplus sebesar 587 ton, yang otomatis harga dan pasokan aman," jelas Momy.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan Kasie Ketersediaan Bidang ketersediaan Dinas Pangan Provinsi Gorontalo, Hengki Habi bahwa kini harga cabai rawit merah mulai turun.
"Buktinya harga yang semula di tiga hari awal puasa saat ini mulai turun di pasaran dengan kisaran Rp 70 - 80 ribu per kg. Kenaikan di tiga hari awal puasa hanya dikarenakan buruh petik lebih fokus untuk melaksanakan ibadah puasa setelah itu lambat laun kembali turun dan normal," jelas Hengki.
Salah satu pedagang besar di pasar sentral, Romi menyakinkan bahwa harga dan pasokan cabai rawit dalam beberapa hari ke depan akan kembali normal. "Tercatat hari ini saja sudah turun di kisaran Rp 70 - 80 ribu per kg, kemarin (Rabu, 8/7) masih di kisaran Rp 80 - 90 ribu per kg, yang semula awal puasa bisa tembus Rp 120 ribu per kg," ucapnya.
Hal ini, lanjut Romi, karena kebiasaan tiga sampai empat hari awal puasa petani libur petik dan lebih fokus melaksanakan ibadah puasa, setelah itu akan kembali beraktifitas. Harga normal cabai rawit di pasaran Gorontalo berkisar Rp 40 - 50 ribu per kg.
Yanto, salah satu pedagang besar antar provinsi, menyampaikan bahwa saat ini stok cabai rawit di Gorontalo masih aman, buktinya setiap hari dia bisa mensuplai antara 5 - 6 ton per hari dengan tujuan Manado yang berasal dari pedagang lokal Gorontalo 2 ton, Parigi Moutong Sulteng 1,5 ton dan Maros Sulsel 1 ton.
"Harga cabai paling tinggi, jenis cabai rawit varietas Malita FM sebesar Rp 80 ribu per kg, sedangkan cabai rawit dari luar lebih murah sekitar Rp 60 ribu per kg," ujar Yanto.
Harga cabai rawit di Kab Bone Bolango
Kepala BPP Kec Bonepantai Kabupaten Bone Bolango, Zulkifly menyampaikan sudah dua hari terakhir ini harga cabai rawit di tingkat petani mulai turun. Cabai rawit varietas dewata Rp 45 ribu per kg yang semula Rp 55 ribu per kg, cabai rawit varietas Malita FM Rp 65 ribu per kg yang semula Rp 80 ribu per kg.
"Fenomena kenaikan ini disebabkan buruh petik fokus menjalankan ibadah puasa. Selain itu cuaca sangat panas dan petani mengurangi jam bekerja di ladang," tutur Zulkifly
Ketua Kelompok Tani Maju Bersama di Kecamatan Bonepantai Kabupaten Bone Bolango, Afris yang sekaligus penerima bantuan APBN Kawasan Cabai 2019 menegaskan perlu adanya perubahan paradigma konsumen di Gorontalo.
"Jangan tergantung mengkonsumsi cabai rawit varietas Malita FM yang harganya lebih mahal, padahal di lapangan ada varietas Dewata yang secara ekonomis lebih menguntungkan dan harga lebih murah dan disukai konsumen Manado. Saat harga normal di tingkat petani cabai rawit varietas dewata sekitar Rp 20-30 ribu per kg dan varietas malita FM 40 ribu per kg," ujar Afris.
Rencana operasi pasar
Dinas Pertanian bersama Disperindag Provinsi Gorontalo selama bulan puasa berencana melakukan operasi pasar murah. "Rencananya dilaksanakan mulai 9 - 11 Mei dan 23 - 25 Mei 2019 di TTIC dilanjut di 10 titik di seluruh Kab/Kota Provinsi Gorontalo mulai 16 - 30 Mei 2019, sekalian safari ramadhan Gubernur Provinsi Gorontalo," ujar Plh Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Momy Igirisa.
Momy menyampaikan jajarannya mendukung program operasi pasar yang dilakukan Dinas Pangan bersama Disperindag Provinsi Gorontalo, dengan menyuplai produk hortikultura yang dibutuhkan dan menyebabkan inflasi, seperti cabai rawit merah dari kelompok tani binaan.
Momy turut menyampaikan, cabai rawit yang sangat disukai di Gorontalo adalah varietas lokal Malita FM.
http://bit.ly/2HcAqop
May 10, 2019 at 02:10PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2HcAqop
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment