REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada suatu hari, ketika tinggal di Washington DC, James Frankel mendapat undangan makan malam dari sepupunya. James sedikit terkejut karena neneknya turut hadir pada jamuan makan malam itu. Ia dan sepupunya asyik membicarakan masalah kuliah.
Setelah makan malam berakhir, James mengantar neneknya ke mobil. Ketika berjalan, neneknya tersandung. Nenek baik-baik saja kan? tanya James.
"Jangan khawatirkan aku, khawatirkan saja dirimu sendiri. Kurasa kita akan bertemu lagi ketika thanks giving kalau aku ke New York, kata James. Kalau Tuhan mengizinkan," jawab neneknya.
James tidak mengambil pusing dengan kejadian itu, sampai ia menerima telepon keesokan harinya. Pagi buta, telepon di kamarnya berdering. Ternyata, yang menelepon adalah sepupunya.
"Ada apa menelepon sepagi ini? tanya James.
"Nenek meninggal."
James amat terkejut. Rasa percaya dan tak percaya berkecamuk di dalam pikirannya. Ia sempat berpikir sepupunya sedang bercanda karena baru kemarin ia melihat neneknya baik-baik saja.
Nenek terkena serangan jantung saat tidur, ucap sepupunya meyakinkan. James benar-benar lemas. Ia masih teringat pembicaraannya dengan sang nenek.
http://bit.ly/2Ed7cUA
May 17, 2019 at 05:47PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Ed7cUA
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment