REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) sedang menunggu izin penyertaan investasi di Bank Muamalat Indonesia. Ketua Umum Koperasi Kospin Jasa Andy Arslan Djunaid, mengatakan mereka intensif koordinasi baik dengan regulator, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Muamalat, maupun sesama investor.
"Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kemarin, alhamdulillah para pemegang saham sangat mendukung dan dengan pemberitaan Kospin tetap akan ada di dalamnya, ini memberi efek positif," kata Andy di kawasan Semanggi, Jakarta, Selasa (28/5).
Saat ini, Kospin Jasa sedang fokus memuluskan proses investasi. Dana telah masuk di rekening penampungan sebesar Rp 250 miliar dan sejumlah pihak terkait terus berkoordinasi agar langkah strategis tersebut disetujui regulator.
Kospin Jasa merupakan koperasi dengan aset terbesar di Indonesia. Per 2018, asetnya mencapai Rp 8 triliun. Tahun lalu, Kospin Jasa mengakuisisi perusahaan asuransi syariah Takaful dan kini dalam proses investasi di Bank Muamalat.
Andi menyampaikan langkah agresif bagi sekelas Koperasi ini tetap terukur. Kospin Jasa mencermati benar perhitungan investasi dan akuisisi tersebut. Untuk tahun 2019, Andi mengatakan Kospin belum ada rencana besar lainnya.
"Kami harus cermat jadi ke depannya belum ada lagi, kami fokus ini dulu karena Muamalat ini perlu energi luar biasa," kata dia.
Andi mengatakan sejauh ini respons regulator cukup positif. OJK tetap realistis dengan memastikan ketersediaan dana segar yang akan masuk Bank Muamalat. Selain itu OJK juga berkepentingan untuk menjaga salah satu bank syariah dengan aset terbesar ini dari kegagalan bangkit.
Andi mengatakan Kospin Jasa juga siap untuk menyediakan dana segar lebih besar jika dibutuhkan. Ia berharap proses suntikan modal ini berjalan dengan mulus sehingga Bank Muamalat bisa kembali ekspansif.
"Kospin selama ini prinsipnya adalah sinergi dengan siapa saja, selama itu membawa kebaikan juga keuntungan," kata Andy.
Ia juga mengungkap dua alasan membenamkan investasi kepada Bank Muamalat. Pertama, bank syariah pertama di Indonesia ini memiliki potensi kekuatan yang besar. Dengan masalah yang ada, para nasabahnya tidak lari.
Kedua, Andy menyebut Kospin Jasa merasakan keterpanggilan karena kedua perusahaan sama-sama memiliki DNA Syariah. Sehingga ia memutuskan bahwa Kospin Jasa harus membantu kebangkitan salah satu pilar besar ekonomi syariah Indonesia tersebut.
http://bit.ly/2K3NA94
May 28, 2019 at 04:12PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2K3NA94
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment