REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Tunas Ridean Tbk (Tunas Grup) berhasil mempertahankan kinerja positif sepanjang kuartal pertama 2019, di tengah lesunya industri otomotif. Pendapatan bersih kuartal I 2019 meningkat 6 Persen menjadi Rp 3.567 miliar dari kuartal 1 2018 yang sebesar Rp 3.525 miliar.
Hal tersebut dipaparkan Direktur Keuangan Tunas Grup, Kent Teo dalam public expose Tunas Grup di Mandarin Hotel, Jakarta, Selasa (7/5).
Laba Grup juga meningkat 14 persen pada kuartal I 2019 menjadi Rp 160 miliar dari perolehan laba kuartal I 2018 yang sebesar Rp 141 miliar. “Bisnis otomotif menyumbang 60 persen dari total laba kuartal I 2019, diikuti pembiayaan (MTF) menyumbang laba 31 persen, dan bisnis rental 9 persen,” ungkap Kent.
Direktur Utama Tunas Grup, Rico Setiawan menjelaskan, proyeksi penjualan dan laba sepanjang 2019 sangat tergantung pada situasi pasar. Pasar mobil awal tahun agak tertekan. “Memang jelang election (pemilu) penjualan mobil turun, tetapi jelang lebaran biasanya start growing. Kalau motor stabil karena di kuartal I 2019 kita masih growing,” jelas Roco.
Dia mengutip data Gaikindo bahwa penjualan turun 13 persen di awal tahun. Namun, lanjutnya, Tunas Grup meyakini akan terjadi market recovery di semester kedua. “Hasilnya kami perkirakan sama seperti tahun lalu setelah proses recovery,” jelas Rico di kesempatan yang sama.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil baru nasional turun 13 persen pada kuartal pertama tahun 2019 menjadi 254 ribu unit, dari 294 ribu unit di kuartal pertama tahun 2018. Sementara dari data Pemerintah dan AISI, penjualan motor baru nasional naik 15 persen pada kuartal pertama tahun 2019 menjadi 1.681 ribu unit, dari 1.457 ribu unit di kuartal pertama tahun 2018.
"Untuk Grup Tunas, penjualan mobil baru juga turun 7 persen pada kuartal pertama tahun 2019 dikarenakan intensitas persaingan. 13.749 unit menjadi 12.844 unit," paparnya.
Penurunan penjualan dialami oleh Tunas Toyota turun 2 persen selama kuartal pertama tahun 2019 dibandingkan dengan penurunan penjualan Toyota nasional, yakni dari 7.837 unit di periode yang sama 2018 menjadi 7.680 unit di kuartal 1 2019.
Penjualan Tunas Daihatsu juga turun 11 persen selama kuartal pertama tahun 2019 dikarenakan tingkat persediaan yang lebih rendah, yakni dari 5.430 unit menjadi 4.821 unit. Penjualan Tunas BMW juga turun 38 persen selama kuartal pertama tahun 2019, menjadi 206 unit dari 333 unit di awal 2018. Hal ini karena pangsa pasar yang terbatas dan harga yang kurang kompetitif dengan jenis yang lain.
"Berbeda dengan penjualan mobil yang melemah, penjualan sepeda motor melalui Tunas Honda justru naik 10 persen selama kuartal pertama tahun 2019 didukung oleh peningkatan pasokan. Yakni dari 51.732 ribu unit awal tahun lalu menjadi 56.846 ribu unit motor saat ini," ungkap Rico.
Selain itu, armada Tunas Rental ikut melemah sebagaimana penjualan mobil. Penurunan armada per Maret 2019 disebabkan oleh berakhirnya kontrak jangka panjang dengan beberapa pelanggan korporasi dari 8.534 unit menjadi 8.224 unit, turun sebanyak 5 persen.
Namun dari bisnis pembiayaan melalui MTF, pelepasan kredit baru terus meningkat mencapai 6 persen selama kuartal pertama tahun 2019 meskipun pasar otomotif menurun. Rp. 6.599 miliar menjadi Rp. 6.963 miliar.
"Komitmen Tunas Grup tetap berinvestasi demi menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat. Capex 2019 kita anggarkan Rp 729 miliar dengan rincian Rp 489 miliar untuk rental, dan Rp 240 miliar untuk otomotif," tutup Rico.
Kinerja 2018
Untuk diketahui, pasar mobil nasional pada 2018 naik 7 persen menjadi 1,2 juta unit. Sedangkan penjualan mobil Tunas Grup turun 6 persen menjadi 48.326 unit dikarenakan intensitas persaingan. Pasar motor nasional naik 8 persen menjadi 6,4 juta unit.
Sedangkan penjualan sepeda motor Tunas Grup yang terutama berlokasi di Sumatra mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga hasil pertanian yang menyebabkan kenaikan penjualan sebesar 11 persen menjadi 248.857 unit.
Alhasil laba bersih Tunas Grup di 2018 mencapai Rp 560,2 miliar naik 18 persen dari periode 2017. Laba Grup dari bisnis otomotif naik 21 persen menjadi Rp 292,9 miliar, disebabkan oleh meningkatnya marjin dari perdagangan mobil dan kenaikan penjualan unit motor.
Sementara kontribusi Top of Formlaba dari bisnis rental naik 12 persen menjadi Rp 69,7 miliar. Pembiayaan dari MTF memberikan kontribusi laba sebesar Rp 197,6 miliar, melonjak 15 persen dari tahun 2017.
http://bit.ly/2J4oOpx
May 07, 2019 at 07:17PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2J4oOpx
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment