REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Figur publik Zee Zee Shahab merasa masih membutuhkan banyak hal untuk mendalami Islam dan menjadi Muslimah. Sebagai seorang Muslimah muda modern, dia masih kerap merasa kebingungan untuk beribadah lantaran mobilitas yang tinggi.
“Saat ini aku sedang mendalami Islam dengan baik untuk menjadi manusia yang lebih semakin Islami setiap harinya. Tapi susahnya karena saat ini kondisi mobilitas yang tinggi ke mana-mana lebih sering di jalanan dari pada di rumah,” kata Zee zee di wilayah Jakarta Selatan, Jumat (3/5).
Istri dari seorang pembaca berita Prabu Revolusi itu merasa hidupnya masih sering berada di luar rumah. Oleh sebab itu, dia merasa membutuhkan sesuatu untuk membantunya beribadah lebih dalam lagi.
Dia sendiri masih kebingungan untuk mencari tempat shalat ketika dia masih berada di jalan. Belum lagi, ketika sudah mendapatkan tempat untuk shalat, dia masih kebingungan dalam mencari arah kiblat.
Selain itu, dia juga kerap kesulitan untuk mencari rumah makan yang berlabel halal. Belum lagi, dia juga kebingungan mencari tempat penginapan yang juga halal.
Oleh sebab itu, dia sangat bersyukur dengan adanya peluncuran aplikasi Muslimnesia. “Muslimnesia ini luar biasa, benar-benar menjawab kegalauan para muslimah saat ini yang membuat kita bisa lebih terpenuhi keinginannya untuk mendalami Islam,” kata Zee zee.
Hal yang sama juga diungkapkan figur publik lainnya, Adrian Maulana. Dia yang juga merupakan Co-Founder Muslimnesia itu mengatakan juga membutuhkan bantuan untuk menjadi pribadi yang baik dengan mendalami keislaman.
“Kita mengarahkan diri ke arah yang lebih baik. Belajar itu ya jangan sendiri, tapi datang ke kajian. Justru buat saya, kemacetan itu bukan masalah karena itu kenikmatan karena bisa digunakan untuk mencari kajian,” ungkap Adrian.
Dia yang saat ini mengaku bekerja kantoran itu menuturkan, masih sering kebingungan mencari kajian terdekat saat berada di kemacetan. Selain itu, dia juga masih kesulitan mencari kajian yang sesuai dengan topik.
Melalui aplikasi Muslimnesia, dia diajak oleh teman-temannya yang merupakan founder aplikasi itu untuk mengembangkan aplikasi untuk menjawab kesulitannya.
“Aplikasi ini yang murni yang berangkat dari anak-anak muda muslim modern indonesia. Mereka ini nggak omdo, mereka melakukan reaksi dan aksi yang nyata. Saya diajak memberikan sumbang saran. Saya lihat punya kesamaan visi. Punya pengalaman spiritual yang lebih baik. Kami ingin bisa berperan soleh sendiri, tapi berkolaborasi untuk memajukan peradaban islam kembali,” jelas dia.
Aplikasi Muslimnesia didirikan oleh Ariani Rudjito, Billtraviano Harda, dan Muhammad Assad. Mereka memberikan aplikasi sebagai rujukan dalam mengimplementasikan Islam.
“Karya asli anak bangsa ini hadir sebagai solusi yang memahami betul kebutuhan muslim muda modern di Indonesia, yang tersampaikan melalui ragam fitur segar dan desain aplikasi simpel,” jelas perempuan yang akrab disapa Ani itu.
Beberapa fitur yang disajikan dalam aplikasi Muslimnesia itu antara lain Cari Masjid yang menyajikan informasi masjid terdekat berbasis lokasi, Jadwal Kajian yang menyediakan informasi jadwal kajian belajar mengenai Islam atau majelis ta’lim, dan Halal Radar yang memberikan informasi tempat dan sarana publik yang telah memberikan pelayanan halal.
Selanjutnya, fitur Sedekah yang membantu kalangan Muslim muda untuk bersedekah secara simplistis dengan pilihan kegiatan filantropi yang beragam. Muslimnesia sendiri berkolaborasi dengan lembaga pengelola dana sosial terkemuka seperti Rumah Zakat dan juga ACT.
Selain itu, fitur yang lainnya adalah Quran dan Doa, Waktu Shalat, Kiblat, dan Jadal Puasa. Fitur-fitur itu dapat memudahkan pengguna menjalankan rangkaian ibadah wajib maupun sunnah.
http://bit.ly/2Y06lxU
May 04, 2019 at 10:20PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Y06lxU
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment