REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) meyakini nomor induk kependudukan tunggal sangat bermanfaat untuk menekan angka kejahatan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan kepatuhan masyarakat, sehingga kehidupan berbangsa menjadi lebih teratur.
"Sekarang (single identity number) sudah mulai jalan, sekarang misalnya Anda landing di Pelabuhan Udara Hasanudin Makassar, langsung bisa diikuti sampai Anda masuk ke kamar hotel. Di depan kamar hotel, Anda masih bisa direkam. (Tapi) begitu masuk kamar, nggak bisa. Itu contoh kecil," kata Mendagri Tjahjo Kumolo di Jakarta, Sabtu (11/05).
Sementara itu, Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Zudan Arif Fakrulloh mengatakan saat ini sudah ada 623 juta penduduk Indonesia masuk dalam database Disdukcapil. Dalam sambutannya di acara tersebut sebelumnya, Zudan juga menegaskan dulu orang bisa saja memiliki KTP ganda. Kini sejak adanya nomor identitas tunggal, penggandaan KTP bisa diminimalisasi.
Dengan adanya database tersebut, penduduk Indonesia tidak perlu repot dalam mengurus berkas mengenai kematian, kelahiran, dan pindah alamat. Zudan menuturkan warga cukup datang saja ke Disdukcapil untuk mengubah data tersebut.
"Untuk pindah penduduk, kematian, nggak perlu pengantar RT/RW, karena datanya sudah rapi dalam database ini. Kalau ada yang ingin cek, pindah, itu nggak perlu pengantar, cukup langsung datang ke Dinas Dukcapil saja, sehingga kita tinggal memindahkan saja dan mengubah alamatnya," jelas Zudan usai acara.
Dia pun menuturkan manfaat dari nomor kependudukan tunggal yaitu warga tidak perlu memiliki kartu banyak, cukup satu kartu bisa mewakili semuanya. Selain itu, Dirjen Dukcapil saat ini sedang aktif melakukan kegiatan jemput bola bagi beberapa warga yang belum melakukan perekaman.
"Bila ada Ibu, Bapak ada yang belum perekaman, kita bisa jemput bola. Bila sudah direkam dan KTP belum dicetak nanti kami akan kasih. Kami sekarang menempuh jemput bola, lebih aktif termasuk di sekolah kedinasasn yang di sini kami bisa fasilitasi," jelasnya.
Nomor ini nantinya akan terkoneksi dengan sistem face recognation yang memakai teknologi baru. Sistem ini bertujuan untuk melacak seseorang berdasarkan foto wajah seseorang yang ada di dalam database.
"Dalam rangka pencegahan hukum dan kriminal, ke depan Indonesia akan manfaatkan data geometris dan face recognation, face recognation ini adalah teknologi baru, kembangan dari KTP elektronik, 185 juta penduduk kita fotonya sudah ada. Oleh karena itu, jika misalnya di CCTV kelihatan ada mukanya maka akan terlihat dan teridentifikasi siapa orangnya," tutur dia.
Dari data tersebut, nantinya akan dibangun sebuah big data yang berisikan semua riwayat kehidupan warga beserta beberapa aset yang dimilikinya.
"Dari data ini kemudian kita akan bangun big data, atau security number, misalnya Bapak Ibu sudah punya apa dan miliki apa, besok sudah akan terdata, pelan-pelam bertahap akan terdata, sehingga kejahatan bisa kita antisipasi dan diminimalkan," tutupnya.
http://bit.ly/2E0XmEU
May 11, 2019 at 02:25PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2E0XmEU
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment