REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Para pemudik yang akan melintas sejumlah jalur mudik, di wilayah Jawa Tengah penting mewaspadai dan lebih berhati- hati dengan perlintasan sebidang jalur kereta api yang tidak berpenjaga.
Saat ini, di wilayah kerja PT kereta Api Indonesia Daerah Operasional (Daop) 4 Semarang –mulai dari Tegal hingga Cepu-- masih ada sedikitnya 309 titik perlintasan sebidang yang tidak terjaga.
Manager Humas PT Kereta Api Indonesia Daop 4 Semarang, Krisbiyantoro mengatakan, saat ini, di wilayah kerja Daop 4 Semarang total ada sebanyak 462 titik pelintasan jalur kereta api dengan jalan umum.
Rinciannya, sebanyak 72 titik perlintasan dijaga oleh petugas PT Kereta Api Indonesia, 52 titik perlintasan dijaga pemerintah daerah dan swasta, 29 titik persimpangan fly over/ under pass serta 309 titik perlintasan sebidang yang tidak terjaga.
“Untuk mendukung keamanan perlintasan sebidang, selama masa pelayanan arus mudik dan arus balik Lebaran 2019 ini, PT Kereta Api Indonesia Daop 4 Semarang telah menambah –sedikitnya-- 111 Petugas Penjaga Pelintasan atau Juru Penjaga Lintasan (JPL) ekstra,” jelasnya di Semarang, Ahad (26/5).
Selain menambah petugas ekstra, pihak PT KAI Daop 4 Semarang bekerja sama dengan pihak Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Tengah Bagian Tengah, Dishub dan Pemda setempat, akan kembali menutup titik pelintasan kereta api yang membahayakan bagi pengguna jalan.
Pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 lalu, total 108 titik pelintasan yang membahayakan pengguna jalan telah berhasil ditutup. Sementara di tahun 2019 ini, diprogramkan ada 10 titik yang akan di tutup.
“Program penutupan ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan keselamatan perjalanan kereta api dan keselamatan bagi pengguna jalan raya,” lanjutnya.
Penambahan petugs ekstra ini, kata Krisbiyantoro, menjadi bagian dari upaya PT Kereta Api Indonesia dalam mengantisipasi gangguan keamanan dan kelancaran pelayanan kereta api melalui implementasi manajemen resiko Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di titik- titik strategis.
Adapun, titik- titik strategis yang dimaksud meliputi Stasiun Tegal, Pemalang, Petarukan, Pekalongan, Batang, Kuripan, Weleri, Kalibodri, Kaliwungu, Semarang Poncol, Brumbung, Gubug, Karangjati, Gambringan, Panunggalan, Kradenan, Doplang, Randublatung, Cepu, Kedungjati, Gundih dan stasiun Ambarawa.
Secara spesifik, AMUS meliputi kesiapan peralatan pemelihara jalur rel seperti mesin pemadat tubuh rel (Mesin MTT, PBR, dan SSP), eskavator dan lain-lain. Berikutnya kesiapan material berupa penyediaan karung berisi pasir dan batu, bantalan kayu, rel dan suku cadang jembatan.
“Sedangkan Siaga, berupa kesiapasiagaan para personil PT Kereta Api Indonesia Daop 4 Semarang yang siap 24 jam dalam menangani kondisi lintas jalur rel dan dalam satu hari terbagi dalam tiga shift kerja,” jelasnya.
Guna mendukung kelancaran operasional kereta api, masih lanjutnya, PT Kereta Api Indonesia Daop 4 Semarang juga telah melaksanakan perbaikan dan penguatan pendukung pondasi tubuh badan rel.
Termasuk menambah tenaga pemeriksa jalur rel atau Petugas Penilik Jalur Rel (PPJ) ekstra di lapanggan hingga 84 orang petugas.
http://bit.ly/2JEidlZ
May 26, 2019 at 05:17PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2JEidlZ
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment