REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Haji Tahamais sangat sibuk hari itu. Lelaki ini berusaha keras menyelesaikan Kalender Ramadhan yang akan dibagikan pada seluruh negeri. “Bulan Ramadhan sangat spesial bagi kami, Muslim Georgia,” kata pria 51 tahun ini. Menurutnya, umat Muslim negara itu sangat bersemangat dengan datangnya bulan suci ini.
Sambil duduk di tepi teras sebuah masjid di Saburtala, daerah perbukitan di utara Tbilisi, Georgia, Haji Tahamais terlihat penuh suka cita menceritakan tentang Ramadhan. “Kita biasanya membuat Ramadhan kalender, paling lambat satu bulan sebelum Ramadan jatuh,” jelasnya imam masjid itu.
Diceritakannya, kalender yang memberi jadwal untuk waktu sahur dan buka puasa ini dipublikasikan pula hingga melalui internet. Kondisi wilayah Georgia yang banyak dipenuhi penganut Kristen Ortodox itu membuat segala cara dilakukan agar Kalender Ramadhan terdistribusi sempurna.
“Berbeda dengan negara Muslim, kalian bisa mendengar suara azan di sana, kalian tidak menemukan perubahan berarti pada waktu kerja,” katanya. Ia menuturkan, inilah yang membuat Kalender Ramadhan diperlukan.
Meski di hari-hari biasanya, tidak banyak warga yang melakukan shalat di Masjid kecuali pada shalat Jumat, bulan Ramadhan akan terasa berbeda. “Bahkan, bakal banyak orang singgah ke tempat ibadah itu, guna membatalkan puasa mereka di senja hari dan mereka bisa melihat jadwalnya di kalender itu,” ujarnya, dikutip Onislam.net.
Ramadhan adalah bulan istimewa dalam Kalender Hijriah. Pada Ramadhan, Muslim dewasa kecuali yang sakit atau yang beper gian, tidak makan, minum, merokok, atau melakukan hubungan suami istri dari matahari terbit hingga terbenam. Muslim mendedikasikan waktu mereka untuk lebih dekat dengan Allah SWT, melalui beribadah, pengendalian diri, dan menahan hawa nafsu. Membaca Alquran menjadi bagian penting selama 30 hari Ramadhan berlangsung.
Sama halnya dengan Haji Tahamais, bagi Ibrahim Mohammadove pebisnis lokal, Ramadhan juga berarti sangat dalam. Meski harus mengubah kebiasaannya kerjanya selama Ramadhan datang, dia sangat menikmati keberadaan bulan puasa itu. “Pada hari biasanya, saya akan bangun terlambat dan duduk di toko sepanjang hari,” katanya. Namun, saat Ramadhan datang, ia mengatakan hidupnya lebih teratur dengan bangun lebih pagi dan melakukan sejumlah aktivitas ibadah.
http://bit.ly/2HvSdqx
May 23, 2019 at 05:00PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2HvSdqx
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment