Sunday, November 25, 2018

Astronom Deteksi Air di Planet Berjarak 179 Tahun Cahaya

Peneliti menggunakan teknologi mutakhir di Observatorium Keck.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengumpulkan informasi rinci tentang eksoplanet atau planet di luar tata surya sangat sulit. Cahaya dari bintang induknya menguasai cahaya eksoplanet sehingga sulit bagi teleskop untuk melihatnya.

Namun, sekarang tim peneliti menggunakan teknologi mutakhir di Observatorium Keck. Teknologi itu telah berhasil mendeteksi keberadaan air di atmosfer planet yang berjarak 179 tahun cahaya dan tidak adanya gas metana.

Observasi baru ini muncul dari kombinasi kuat dua teknologi teleskop di Keck. Pertama adalah optik adaptif, yakni menangkal efek buram atmosfer bumi,

Kemudian, yang kedua adalah spektometer pada teleskop Keck 2. Ini disebut Near-Infrared Cryogenic Echelle Spectograph (NIRSPEC). NIRSPEC merupakan sebuah spektometer resolusi tinggi yang bekerja dalam cahaya inframerah.

“Jenis teknologi persisi seperti apa yang ingin kita gunakan di masa depan untuk mencari tanda-tanda kehidupan di planet mirip Bumi. Kami belum ada di sana, tetapi gerakan kami (menjadi yang) terdepan,” kata profesor astronomi di Caltech sekaligus rekan penulis studi yang mempresentasikan temuan ini, Dimitri Mawet, dilansir di Universe Today, Ahad (25/11).

NIRSPEC beroperasi di inframerah L-band. L-band adalah jenis cahaya inframerah dengan panjang gelombang sekitar 3,5 mikrometer dan wilayah spektrum dengan banyak rincian sidik jari zat kimia.

L-band, kata Mawet, telah banyak dilupakan sebelumnya karena langit lebih cerah pada panjang gelombang ini. “Jika kamu melihat dengan mata tertuju pada L-band, kamu akan melihat langit yang sangat terang. Sulit melihat eksoplanet melalui ini,” ujarnya.

Dengan menggabungkan spektofotometri L-band dengan optik adaptif, mereka mengatasi kesulitan dalam mengamati planet yang cahayanya hampir tenggelam oleh bintangnya. Mereka mampu membuat pengukuran yang tepat dari planet ini.

Asisten profesor di Ohio State University, Ji Wang mengungkapkan manusia sudah bisa belajar tentang fisika dan dinamika planet raksasa lainnya dengan Keck. “Kami sekarang lebih yakin tentang kurangnya metana di planet ini (eksoplanet). Ini mungkin karena pencampuran di atmosfer planet. Metana, yang kita harapkan ada di permukaan, dapat diencerkan jika proses konveksi membawa lapisan planet yang tidak memiliki metana lebih dalam,” ujar Wang.

Tim Mawet sudah mempersiapkan instrumen terbaru yang disebut Keck Planet Imager dan Characterizer (KPIC). KPIC akan menggunakan optik adaptif dan spektroskopi untuk efek yang lebih baik.

Dengan KPIC, para astronom akan mampu menggambarkan planet yang lebih redup dan lebih dekat ke bintang mereka daripada HR 8799c. Pencitraan eksoplanet akan lebih cerah di masa depan. Teknologi di balik optik adaptif dan spektroskopi yang membantu citra planet ini akan mulai digunakaan pada teleskop masa depan.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2DILOqC
November 25, 2018 at 04:12PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2DILOqC
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment