REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bandung Suci Suhedi mengatakan baru sekitar 5.600 perusahaan yang terdaftar dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Padahal ada lebih dari 10 ribu perusahaan di Kota Bandung.
"Di tempat kami ada 5600 perusahaan yang jadi peserta. Sebagian perusahaan besar sudah ikut. Tinggal yang mikro dan pengusaha-pengusaha start up ini yang belum. Padahal potensi dari data BPS (Badan Pusat Statistik) hampir 10 ribu lebih perusahaan untuk Kota Bandung ini," kata Suhedi di sela-sela sosialisasi perizinan berbasis sistem online single submission (OSS) bersama DPMPTSP Kota Bandung di Car Free Day Dago, Ahad (25/11).
Menurut Suhedi, kebanyakan yang belum terdaftar adalah usaha mikro kecil menengah (UMKM). Mereka masih belum sadar dan paham pentingnya jaminan sosial ketenegakerjaan yang sudah diamanatkan oleh pemerintah pusat.
Selain perusahaan, kata dia, potensi kepesertaan dari pekerja bukan penerima upah (BPU) juga sangat besar. Namun, minimnya pemahamanbdan kesadaran akan jaminan membuat tingkat kepesertaan dari kalangan BPU juga masih sangat rendah.
"Kalau BPU memang prosentasinya masih rendah, cuma 5 persen sampai saat ini. Padahal potensinya besar dari BPU ini," ujarnya.
Golongan BPU ini seperti di antaranya pedagang hingga tukang ojek. Tentu ini dikatakannya menjadi potensi yang harus dikejar.
"Upaya kita terus lakukan sosialisasi seperti ke pasar-pasar. Karena mereka belum aware (peduli). Memang perlu waktu," ucapnya.
Ia berharap dengan sosialisasi sistem OSS maka dapat menambah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Sebab salah satu syarat mengajukan izin berusaha yakni harus terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
https://ift.tt/2BwlH4Q
November 25, 2018 at 04:23PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2BwlH4Q
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment