REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legenda hidup sepak bola Indonesia Bambang Nurdiansyah ikut menyoroti kegagalan timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Ia menyatakan, PSSI seharusnya lebih serius dalam mengikuti turnamen bergengsi.
Timnas Indonesia harus mengubur mimpi untuk tetap bertahan di ajang Piala AFF 2018. Sebab, dari empat pertandingan di Grup B, pasukan asuhan Bima Sakti hanya memetik empat poin hasil dari sekali menang atas Timor Leste, satu imbang atas Filipina, dan dua kekalahan dari Singapura serta Thailand.
"Wajar saja terpuruk karena tidak dipersiapkan dengan baik. Kita harus serius ketika mengikuti sebuah kejuaraan," ujar Bambang saat dihubungi Republika.co.id, Senin (26/11).
Selain pemecatan Luis Milla dan penunjukan Bima Sakti secara mengejutkan sebagai pelatih timnas Indonesia, Bambang yang pernah mengecap manisnya rumput hijau bersama timnas di Piala Dunia U-20 pada 1979, menilai faktor mendasar yang harus diperbaiki pihak terkait adalah masalah jadwal yang selalu bertabrakan antara timnas dengan kompetisi liga. "Itu (jadwal) harus diubah, karena dari zaman dahulu selalu seperti itu tidak ada perubahan," sambung dia.
Problem bentroknya jadwal pertandingan timnas dan kompetisi liga seakan memang menjadi hal yang lumrah di Indonesia. Jadwal Liga 1 acap kali tak mempedulikan agenda FIFA atau pun perhelatan turnamen lainnya.
Tentu masih ingat di kepala bahwa pada 2016 silam ketika Piala AFF bergulir, para pemain timnas Indonesia harus dihadapkan dengan gelaran Indonesia Soccer Championship (ISC). Akibatnya, banyak pemain sepak bola merasa muak dengan keputusan tersebut.
"Saya mengerti ini tidak akan mudah karena ketika dihentikan klub-klub pasti mengeluh. Namun, PSSI sebagai poros tertinggi seharusnya bisa mencari jalan tengah untuk mendapatkan solusi," kata pria kelahiran Banjarmasin 57 tahun silam.
Hal senada juga disampaikan mantan penyerang timnas yang saat ini menjadi pelatih Bali United, Widodo Cahyonon Putra. Ia berharap ada pembenahan secara serius sehingga tidak ada bentrokan jadwal yang merugikan satu sama lain. "Ini masalah sinkronisasi jadwal. Sifatnya hanya persiapan dari pelatih, pengurus, atau pun staf lainnya," ucapnya.
Sebelumnya, Anggota Komite Eksekutif PSSI Gusti Randa menjelaskan evaluasi akan segera dilakukan. Dirinya mengaku pihaknya akan melakukan evaluasi secara menyeluruh termasuk soal posisi Bima Sakti.
Ihwal pergantian juru taktik, juga ditanggapi oleh Bambang. Ia memperkirakan hal itu bukan solusi tepat. "Saya pikir membina sebuah tim tidaklah instan. Tidak setahun atau dua tahun, kita perlu proses. Siapa pun pelatihnya harus membutuhkan proses."
https://ift.tt/2DMAtpM
November 26, 2018 at 08:21PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2DMAtpM
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment