REPUBLIKA.CO.ID, Permadani hijau lumut di ujung selatan Masjid Nabawi itu, menutupi area sepanjang 22 meter dan lebar 15 meter. Area itu adalah salah satu tujuan utama umat Islam yang berziarah ke Madinah. Bersisian dengan makam Rasulullah SAW di sebelah timur, merujuk hadits, ia ternama sebagai lokasi sekutip taman surgawi yang ditempatkan di bumi.
Melaksanakan shalat sunnah di lokasi yang melingkupi sebagian besar keluasan paling mula Masjid Nabawi itu diyakini memiliki ganjaran pahala berlipat-lipat dibandingkan lokasi-lokasi lain di seantero Bumi. Tapi semisal tak ada pahala-pahala tersebut, Raudhah -- nama area itu -- adalah seonggok saksi sejarah yang agung.
Saat berada di lokasi tersebut, ditingkahi bisikan-bisikan doa dan isak tangis jamaah, mudah membayangkan langkah-langkah anggun Rasulullah bergesekan dengan lantai-lantainya 14 abad silam. Membayangkan beliau dipandangi takjub penuh hormat dan kasih para sahabat yang menanti pesan teranyar dari langit. Para sahabat duduk bersama Rasulullah sembari belajar dan sesekali tertawa dalam canda atau menangis dalam kedukaan.
Seluruh lokasi-lokasi persis peristiwa-peristiwa di wilayah itu, tak seperti banyak lainnya di Tanah Suci, masih bisa dikira-kira hingga kini. Ditandai pilar-pilar yang telah berdiri seribu tahun lebih.
Secara sekilas, pilar-pilar penanda lokasi-lokasi penting itu tak ada bedanya dengan yang lain di Masjid Nabawi. Ia berupa kolom meninggi dengan diameter sekira pelukan dua orang dewasa. Untuk mengetahui keistimewaannya, pengunjung Masjid Nabawi harus mendongakkan kepala. Ada segel bulat berwarna hijau dengan tepian emas berisi kaligrafi di bagian atas pilar-pilar tersebut.
Di sisi paling selatan area Raudhah, persis menempel di belakang Mihrab Rasulullah, berdiri Pilar Hannanah. Ia dahulu adalah lokasi tumbuhnya sebatang pohon kurma. Rasulullah SAW, bisa kita bayangkan kerap bersandar pada pohon di lokasi pilar tersebut sembari memberikan wejangan bagi para sahabat seperti yang dikisahkan dalam berbagai hadits dan riwayat.
Beberapa waktu setelah Masjid Nabawi dibangun, para sahabat mendirikan mimbar di samping pohon itu sebagai tempat baru bagi Rasulullah menyampaikan khutbahnya. Ketika mula digunakan, kerap terdengar suara tangis dari arah pohon kurma.
Peristiwa itu jadi alasan pilar tersebut dinamai Ustuwanah Hannanah yang artinya 'Pilar Tangisan'. “Ia menangis karena zikir yang dulu biasa ia dengar,” kata Rasulullah seperti diriwayatkan dalam hadits Imam Bukhari. Tangisan tersebut berhenti selepas Rasulullah menempatkan tangannya pada batang pohon kurma yang mengering tak lama kemudian dan dikuburkan para sahabat.
https://ift.tt/2DVQdYo
November 25, 2018 at 05:05AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2DVQdYo
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment