REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang ada di Jalan Sudirman, yakni Bundaran Senayan, Gelora Bung Karno, dan Polda Metro Jaya, disebut memiliki ciri-ciri dan keunikan tersendiri. Ciri itu antara lain, desain artistik, fasilitas lift untuk memudahkan para disabilitas, wanita hamil, orang tua lanjut usia, dan ibu membawa anak.
“Lalu, ketiga JPO itu juga memiliki tata pencahayaan yang menarik. Serta dilengkapi dengan kamera CCTV untuk menambah keamanan dan kenyamanan,” kata Kepala Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta Imam Adi Nugraha, Kamis (31/1).
Menurutnya, konsep pembangunan JPO baru yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi memang semacam JPO tersebut. Hal itu tak menutup kemungkinan pada masa yang akan datang, Dinas Bina Marga DKI juga akan membangun JPO lainnya dengan pendekatan yang sama.
“Kami upayakan sama, tetapi tergantung juga dengan ketersediaan lahan di lokasi tersebut,” kata dia.
Sementara, pemprov menyiapkan anggaran APBD 2019 sebanyak Rp 78 miliar untuk membangun 10 JPO. Pembangunannya ditargetkan rampung pada Juni mendatang.
JPO-JPO yang akan di bangun pada 2019 ini antara lain Jalan Daan Mogot tepatnya di Jalan Terusan; Jalan Kyai Caringin tepatnya di RS Tarakan; Jl Suryopranoto tepatnya di Petojo; dan di Jalan Sahardjo tepatnya di SD Menteng Atas. Lalu, di Jalan Warung Jati Barat di Masjid As-alafiyah; Jalan Pos teprnya di Pasar Baru busway; Jalan Tubagus Angke tepatnya di RPTRA Kalijodo, dan Jalan Bekasi Raya tepatnya di Taman Modern. Selanjutnya, di Jalan Kolonel Sugiyono teptanya di Maasjid Al Abidin dan Jalan Bintaro Permai.
Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Jakarta, Nirwono Yoga memberikan beberapa catatan terkait dengan akan dibangunnya JPO-JPO yang ada di DKI Jakarta. Menurutnya, hal yang terpenting adalah JPO harus ramah untuk anak-anak, orang tua lansia, ibu hamil, dan para penyandang disabilitas.
“JPO dibuat menarik tetapi yang lebih penting harus dibuat ramah untuk anak-anak, lansia, dan disabilitas,” jelas Nirwono.
Selain itu, JPO juga harus terhubung dengan halte bus Transjakarta. Hal itu penting, untuk terciptanya integrasi transportasi dan mendorong masyarakat untuk berpindah ke transportasi publik dari dan ke tempat-tempat.
Dia juga mengingatkan kepada pemprov untuk memprioritaskan JPO-JPO yan telah dibangun namun mengalami kerusakan. Sebab, hal itu lebih mendesak untuk digunakan.
“Faktor keamanan dan keselamatan pengguna JPO hrs diutamakan,” kata Nirwono.
Masyarakat, kata dia, juga diharapkan untuk segera melaporkan JPO mana saja yang tengah mengalami kerusakan yang parah, berbahaya, dan tidak layak pakai. Agar JPO-JPO itu menjadi prioritas pemprov untuk segera diperbaiki.
“Dari 10 JPO yang sudah diusulkan bisa saja digantikan oleh JPO yang paling mendesak untuk segera diperbaiki sekarang,” jelas dia.
http://bit.ly/2RuuXen
January 31, 2019 at 10:20PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2RuuXen
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment