Thursday, January 31, 2019

Waspadai Lima Penyakit Ini Ketika Berendam di Bak Air Panas

Penyakit paru-paru disebabkan bakteri yang dapat tumbuh subur di air hangat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berendam santai di bak mandi air panas mungkin terdengar seperti cara ideal menghabiskan musim dingin yang sejuk. Tetapi ternyata berendam di bak air panas bisa menimbulkan bahaya meskipun jarang terjadi.

Penggunaan bak mandi air panas telah dikaitkan dengan beberapa jenis infeksi dan cedera. Berikut adalah lima sebab Anda bisa terluka di bak mandi air panas, dikutip di Live Science.

Penyakit paru-paru

Penyakit paru-paru disebabkan bakteri yang dapat tumbuh subur di air hangat. Bakteri yang dikenal sebagai Mycobacterium avium complex (MAC), memiliki lapisan luar khusus yang memungkinkan mereka untuk menempel pada permukaan. Jika bak mandi air panas terkontaminasi dengan MAC, bakteri dapat menempel ke gelembung udara dan menjadi aerosol ketika gelembung mencapai permukaan.

Ketika orang bernapas dalam bakteri, mereka mungkin mengembangkan granuloma atau area kecil peradangan di paru-paru mereka. Orang yang terkena gangguan paru-paru akibat bak mandi air panas dapat mengalami gejala seperti flu, termasuk batuk, kesulitan bernapas, demam dan kelelahan.

Sekitar 70 kasus paru-paru akibat bak air panas telah dilaporkan dalam literatur medis. Sebagian besar kasus terkait dengan bak air panas dalam ruangan di mana lebih sedikit ventilasi. Kebanyakan orang merasa gejala berkurang ketika mereka berhenti masuk ke bak air panas, tetapi beberapa orang mungkin memerlukan pengobatan dengan kortikosteroid atau antibiotik, menurut sebuah studi 2006 dari Mayo Clinic.

Ruam

Jika Anda mengalami bintik-bintik gatal setelah menggunakan bak air panas, Anda mungkin mengalami ruam. Ini adalah salah satu penyakit yang lebih umum yang terkait dengan bak air panas menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Ruam disebabkan infeksi bakteri Pseudomonas aeruginosa. Gejalanya meliputi kulit gatal yang dapat berubah menjadi ruam merah bergelombang atau lepuh berisi nanah di sekitar folikel rambut. Infeksi sering lebih buruk di daerah di bawah baju renang seseorang karena pakaian tersebut dapat menjaga air yang terkontaminasi tetap bersentuhan dengan kulit.

Risiko terkena infeksi jenis ini di bak mandi air panas meningkat karena suhu air yang tinggi dapat menyebabkan desinfektan, seperti klorin, terurai lebih cepat. Untuk mencegah ruam akibat bak mandi air panas, CDC merekomendasikan mandi dengan sabun dan membersihkan pakaian renang Anda setelah keluar dari air.

Pastikan tingkat desinfektan dan pH diperiksa setidaknya dua kali sehari. Ruam biasanya hilang tanpa perawatan medis.

Infeksi legionella

Bak air panas beruap juga dapat menimbulkan risiko penyakit Legionnaires, sejenis pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Legionella. Bakteri ini ditemukan secara alami di dalam air. Bak air panas yang tidak didesinfeksi dengan benar dapat terkontaminasi dengan Legionella, menurut CDC.

Orang-orang menjadi terinfeksi ketika mereka menghirup uap atau kabut dari bak yang terkontaminasi. Memastikan bak air panas memiliki tingkat disinfektan yang tepat sangat penting untuk mencegah infeksi Legionella.

ISK

Dalam kasus yang sangat jarang, masuk ke bak mandi air panas dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK). Penyebab dalam infeksi ini lagi-lagi adalah Pseudomonas aeruginosa yang dapat menyebabkan ISK. Pada 1980-an, para peneliti di Denver melaporkan tiga kasus ISK terkait dengan penggunaan bak air panas.

Dalam ketiga kasus, pasien mengidap ISK dalam waktu 48 jam setelah menggunakan bak air panas. Tes menunjukkan infeksi disebabkan oleh P. aeruginosa, yang juga ditemukan di dalam bak. Para peneliti mengatakan, ada kemungkinan bak air panas bisa mendorong organisme ini ke dalam uretra pasien.

Pada 2009, para peneliti di New York melaporkan kasus seorang pria berusia 38 tahun yang mengidap urosepsis setelah berada di bak mandi air panas. Urosepsis terjadi ketika bakteri yang menyebabkan ISK (dalam hal ini, P.aeruginosa) menemukan jalannya ke aliran darah seseorang. Para peneliti mengidentifikasi bak mandi air panas pria itu sebagai sumber penularannya. Pasien melaporkan melakukan hubungan intim dengan istrinya di bak mandi air panas yang kemungkinan meningkatkan risiko infeksi.

Tetap saja, ini jarang terjadi. Sebuah studi pada 2000 tentang faktor-faktor risiko infeksi saluran kemih di kalangan wanita muda tidak menemukan perbedaan dalam penggunaan bak mandi air panas antara mereka yang memiliki ISK berulang dan mereka yang tidak.

Reaksi alergi

Bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan dan mendisinfeksi bak mandi air panas dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang. Secara khusus, bahan kimia yang disebut potassium peroxymonosulfate (PPMS) yang digunakan untuk menghilangkan kontaminasi organik dari air (oksidasi) tdapat menyebabkan reaksi alergi.

Pada 2010, sekelompok dokter kulit di Ohio selama setahun menemukan enam pasien yang alergi terhadap PPMS dan yang juga menggunakan bahan kimia ini untuk merawat bak air panas mereka.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2sU70Du
January 31, 2019 at 05:18PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2sU70Du
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment