REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kejadian dan risiko alergi pada anak, terutama terhadap makanan, masih terus ada di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Alergi ini disebabkan oleh sejumlah faktor, salah satunya makanan.
Ternyata, telur dan susu sapi menjadi penyebab alergi tertinggi. Data World Allergy Organization (WAO) dalam The WAO White Book on Allergy: Update 2013 menunjukkan bahwa penduduk dunia yang mengalami alergi sebanyak 30 sampai 40 persen dari total populasi dunia, dengan 550 juta orang didunia menderita alergi makanan.
Protein susu sapi merupakan makanan penyebab alergi yang terbesar kedua setelah telur pada anak-anak Asia. Di Indonesia, 7,5 persen anak mengalami alergi susu sapi.
Data dari klinik anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012 menunjukkan bahwa 31 persen dari pasien anak alergi terhadap putih telur dan 23,8 persen alergi susu sapi.
"Data di Indonesia sama dengan di Asia bahwa protein sapi merupakan penyebab kedua dari alergi makanan," ujar Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof Dr dr Budi Setiabudiawan SpA(K) MKes di sela acara media gathering kampanye #BundaTanggapAlergi yang diselenggarakan Sarihusada, di Jakarta, belum lama ini.
Budi menjelaskan alergi adalah respons sistem imun yang tidak normal. Sistem imun mengenali bahan yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang lain.
Pada alergi susu sapi, pemicu alergi adalah protein susu sapi (whey dan kasein). Selain telur dan susu sapi, alergi makanan juga bisa disebabkan oleh kacang kedelai, kacang tanah, gandum, dan makanan laut, seperti udang dan kepiting.
Faktor pemicu alergi bukan hanya makanan. Sesuatu yang terhirup, misalnya tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, serpihan kulit binatang, jamur kapang, dan kecoak juga bisa menjadi alergen.
"Kenali penyebab alergi pada anak, hati-hati apakah karena makanan atau terhirup," kata Budi.
Menurut Budi, penyebab alergi terhirup paling sering adalah tungau. Kebanyakan hidup di debu rumah.
Budi mencermati orang tua sering salah mengira anaknya alergi makanan, apalagi karena gejala alergi muncul setelah konsumsi udang, jamur, atau telur. Padahal ternyata anaknya alergi tungau.
"Hal ini paling sering terjadi sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu karena salah mengenali alergi," jelasnya.
http://bit.ly/2PaN35L
April 15, 2019 at 05:59PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2PaN35L
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment