REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam era digital kini, semakin marak orang yang mengakses atau bahkan melakukan dakwah melalui media sosial (medsos). Sebagian kalangan menilai, inilah keberkahan dari kian pesatnya perkembangan teknologi.
Menurut Ustaz Yusuf dakwah melalui medsos idealnya selalu melibatkan hati. Sebab, konten dakwah baik berupa tulisan dan video sejatinya memiliki nyawa. "Jangan sampai ruh konten dari tulisan dan video jelek nyawa dan ruhnya, jelek energinya karena dilahirkan dari orang yang jelek hatinya," kata Ustaz Yusuf saat ditemui Republika.co.id akhir pekan lalu.
Kejelekan hati itu, lanjut dia, dapat berupa niat buruk. Misalnya, hendak memukul, mejerumuskan, atau bahkan membunuh karakter orang lain. Orang yang jelek hatinya juga dapat bersifat ujub, takabur, sombong dan riya.
Pendiri PPPA Daarul Qur'an itu mengingatkan, sebaiknya kemudahan teknologi memang dimanfaatkan sebesar-besarnya sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Apalagi, di zaman kini internet sudah menggapai semua orang di manapun dan kapanpun. Maka dari itu, lanjut Ustaz Yusuf Mansur, hendaknya internet dipergunakan secara arif dan bijaksana.
"Kalau bisa kontrol segala aktivitas dakwah di media sosial, agar semakin tawadhu dan semakin rendah hati, kita cuma berbagi karena diizinkan Allah bisa berbagi," tutur sosok yang akrab disapa UYM itu.
http://bit.ly/2Y2JOjU
May 06, 2019 at 03:40PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Y2JOjU
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment