REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah katalog yang dibuat pada abad ke-17 oleh pakar leksikografi Turki, Hajji Khalifa, menyebutkan risalah yang memiliki judul hampir sama, Curiosities of the Sciences, Marvels for the Eyes, and Pleasures of the Passions for the Seeker of Journeys.
Dalam bahasa Arab, buku itu berjudul Ghara'ib al-Funun wa-Mulah al-'Uyun wa-Nuzhat al-Ashshaq li'-Talib al-Mushtaq. Menurut Hajji Khalifa yang lebih dikenal sebagai Katib Celebi, tulisan pembukanya identik dengan buku Kitab Ghara'ib al-Funun wa-Mulah al-'Uyun.
Karya itu membicarakan bintang-bintang dan iklim. Sayangnya, Celebi tak bisa menyebutkan siapa penulisnya. Lalu, ada manuskrip lain yang identik disebutkan dalam katalog yang merujuk pada sebuah nama, Abd al-Ghani ibnu Husam al-Din Ahmad ibn al-'Uryani.
Celebi menyatakan, ilmuwan itu biasa dipanggil dengan nama al-Arabani al-Misri yang kemungkinan meninggal pada 1450 Masehi. Diperkirakan, sosok ini adalah anggota keluarga ilmuwan Ibnu al-Uryani dari Kairo, Mesir.
Pada masa selanjutnya, berdasarkan katalog Celebi, seorang ilmuwan bernama Alexander Nicoll, yang membuat katalog manuskrip Arab pada 1835 Masehi, merujuk buku tersebut pada Ibnu al-Uryani, yang ia panggil dengan nama al-Arabani.
Namun, tim peneliti Foundation for Science, Technology, and Civilisation (FSTC) dari Manchester, Inggris, yang mengkaji manuskrip tersebut menyatakan kurang tepat jika isi katalog karya itu ditulis Al-Uryani. Mereka pun memberikan sejumlah alasan.
Dalam Kitab Ghara'ib al-Funun wa-Mulah al-'Uyun, penulisnya menceritakan kelompok suku dari Bani Qurrah yang mendiami dataran rendah di dekat Alexandria. Berdasarkan catatan sejarah, suku ini diusir penguasa Dinasti Fatimiyah antara tahun 1051-1052 Masehi.
Selain itu, Al-Hakim ibnu Amr Allah, penguasa Dinasti Fatimiyah di Mesir dan Suriah yang berkuasa antara tahun 996 hingga 1021 Masehi, disebutkan oleh penulis Kitab Ghara'ib al-Funun wa-Mulah al-'Uyun dalam bab tentang Tinnis, pusat perdagangan di Kairo.
Dalam penjelasan si penulis, seolah-olah Al-Hakim sudah tidak berkuasa lagi. Dengan argumen itu, tim peneliti FSTC menyatakan lebih kuat bila kemungkinan karya itu ditulis setelah 1021. Kesimpulannya, kitab itu disusun pada awal ke-11.
http://bit.ly/2WkNblN
May 03, 2019 at 06:00PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2WkNblN
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment