REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) melepas ekspor biji pala organik sebanyak 83 ton serta bunga pala (fulli) sebanyak 60 ton. Ekspor ini memiliki tujuan negara Eropa Belanda, serta negara Asia Dubai dan India. Tak main-main, nilai ekspor ini jumlahnya mencapai Rp 24 miliar.
"Jika dirinci, nilai untuk biji pala sebesar Rp 11, 475 miliar dan fulli sebesar Rp 12,6 miliar," ujar Direktur Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono, Rabu (1/5).
Ekspor ini merupakan momentum yang penting untuk memulai kejayaan produk organik. Apalagi, biji pala Maluku merupakan hasil budi daya sejumlah kelompok tani berbasis komoditas perkebunan yang diproduksi langsung PT Kamboti Pusaka Maluku.
"Terlebih permintaan pala sangat besar dari negara tetangga. Maka itu, produksi pala memiliki potensi besar yang sangat luar biasa," katanya.
Kementan berkomitmen untuk akan mendukung semua aspek hulu. Hal itu dilakukan dengan menyediakan bantuan-bantuan benih yang bermutu, berkualitas, dan memikili produktivitas dua hingga tiga kali lipat dari saat ini.
Produktivitas pala saat ini hanya 0,4 ton per hektare. “Kita akan membuat bibit unggul dengan produktivitas 1,2 ton per hektare. Nah itu kita penuhi maka sangat luar biasa," katanya.
Program Bun500
Penyediaan benih unggul dan bermutu tersebut dilakukan melalui program Bun500 atau benih unggul komoditas perkebunan sebesar 500 juta batang selama enam tahun ke depan. Di sisi lain, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan saat ini tengah melakukan kegiatan peremajaan, intensifikasi, rehabilitasi, penyediaan unit pengolahan hasil dan alat pasca panen pala dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman serta mutu kualitas produk yang dihasilkan.
"Kementan juga akan mendukung petani dari aspek hilirnya, baik itu penanganan pasca panen, pengolaan, packaging branding hingga pada pasar. Nah, di ujungnya bapak karantina yang diberi tugas Kementan untuk membuka pasar selebar-lebarnya ekspor," kata Kasdi.
Sekedar diketahui, data statisktik perkebunan tahun 2017 mencatat luas lahan perkebunan pala di Indonesia mencapai 196.983 hektare, dengan produksi sebesar 32.805 ton dan produktivitas sebesar 441 kg/ha/tahun. Semua perkebunan tersebar di sejumlah daerah seperti Kepulauan Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Bali, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Dalam kesempatan ini, Kasdi juga menyerahkan bantuan benih pala sebanyak 11.448.634.000 dengan rincian, 234.000 benih pak, 30.000 benih cengkeh dan 48.000 benih kelapa.
"Selain itu ada juga bantuan pupuk NPK 10 ton, pupuk organik 150 ton, peralatan pengendalian OPT cengkeh 1 set dan unit pengolahan hasil (UPH) kelapa dan peralatan pasca panen pala," tukasnya.
http://bit.ly/2GLcV4k
May 01, 2019 at 06:48PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2GLcV4k
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment