REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Prabowo Subianto menyoroti banyaknya petugas pemilihan umum (KPPS) dan kepolisian yang gugur selama penyelenggaraan pesta demokrasi serentak 2019. Capres nomor urut 02 tersebut mengaku prihatin.
“Saya prihatin dan heran. Baru sekarang terjadi dalam sejarah republik kita (Indonesia), 300 lebih pejabat pemilihan, meninggal. Tiga ratus lebih meninggal,” kata Prabowo saat berorasi dalam perayaan Hari Buruh Internasional di Tennis Indoor Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, pada Rabu (1/5).
Prabowo menganggap besarnya angka meninggal dunia para petugas pemilihan, dan satuan keamanan pemilu kali ini sebagai fenomena yang janggal. “Meninggal karena kecapean katanya. Para dokter-dokter mengatakan, ini kurang masuk akal (meninggal karena kelelahan),” ujar Prabowo.
Ia tak menjelaskan maksud tak masuk akal tersebut. Namun Prabowo mengaitkan ‘korban’ dari pemilu serempak tersebut, sebagai dampak dari lemahnya jaminan dan perlindungan kesehatan bagi kalangan-kalangan yang berupah rendah. "Mudah-mudahan nanti, akan terungkap apa sebenarnya yang terjadi" jelas Prabowo.
Catatan terakhir Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (1/5), terdapat 331 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2019 yang meninggal dunia.
Mabes Polri pun mencatat sebanyak 22 personelnya gugur selama mengawal keamanan gelaran pesta demokrasi serentak tahun ini. Mereka yang meninggal dunia lantaran kelelahan melaksanakan kewajiban sebagai petugas penyelenggara dan keamanan pemilihan umum.
http://bit.ly/2vugB55
May 01, 2019 at 05:45PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2vugB55
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment