REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menyerukan Arab Saudi dan Uni Emirate Arab untuk mengakhiri konflik Yaman. Menurut dia, apa yang dilakukan kedua negara terhadap Yaman adalah perang yang kotor.
“Ini adalah perang yang kotor, Anda harus menghentikannya. Berhati-hatilah dalam menjual senjata kepada negara-negara ini,” kata Le Drian pada Selasa (28/5).
Pada Ahad pekan lalu, UNICEF menyebut bahwa 27 anak-anak telah terbunuh atau terluka dalam 10 hari terakhir. “Tujuh anak berusia antara empat dan 14 tahun tewas pada Jumat dalam serangan di sebuah stasiun bahan bakar di distrik Mawiyah, di kota selatan Yaman, Taiz,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore, dilaporkan laman Middle East Monitor.
Dia menambahkan terdapat anak-anak lain yang dilaporkan tewas di Ibu Kota Yaman, Sanaa, yang masiih dikuasai milisi Houthi. “Serangan ini menyebabkan 27 jumlah anak yang terbunuh dan terluka dalam eskalasi kekerasan baru-baru ini di dekat Snaa dan di Taiz selama 10 hari terakhir,” ujarnya.
Menurut Fore, sudah tak ada lagi tempat yang aman untuk anak-anak di Yaman. “Konflik menghantui mereka di rumah, sekolah, dan taman bermain,” kata dia.
Yaman telah dilanda perang sipil sejak 2014, yakni ketika milisi Houthi menguasai sebagian besar wilayah di negara tersebut. Pada Maret 2015, Saudi dan sekutunya melancarkan serangan udara besar-besaran ke Yaman dengan maksud menumpas Houthi dan mendukung pemerintahan Yaman.
Saudi memang memandang Houthi sebagai ancaman. Sebab, ia menuding kelompok tersebut memperoleh dukungan keuangan dan militer dari Iran.
Lebih dari 50 ribu orang dilaporkan tewas selama peperangan di Yaman berlangsung. Sementara 11 perse dari populasi penduduk di negara itu telah mengungsi. Yaman juga dilanda krisis kemanusiaan. PBB menyebut krisis di sana merupakan yang terburuk di dunia.
http://bit.ly/2MfcyFf
May 28, 2019 at 05:23PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2MfcyFf
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment