REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menargetkan kunjungan 172.540 wisatawan untuk seluruh objek wisata saat libur Lebaran 2019.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Harry Sukmono mengatakan pada Lebaran 2019 ini, Dispar tidak menargetkan jumlah kunjungan wisata yang terlalu tinggi karena berdekatan dengan libur sekolah pada akhir Juni hingga pertengahan Juli 2019.
"Kami tidak mematok target tinggi terkait jumlah kunjungan wisatawan pada libur Lebaran tahun ini karena pada masa Lebaran ini, hari libur yang ada dinilai terlalu singkat," kata Harry di Gunung Kidul, Jumat (24/5).
Ia memprediksi libur Lebaran efektif antara 6 Juni hingga 9 Juni, selebihnya libur sebelum Lebaran banyak digunakan untuk kegiatan belanja, di pasar atau di mal. Sehingga, Dispar hanya menargetkan sejumlah 172.540 wisatawan saat libur Lebaran nanti.
Wisatawan diperkirakan akan memadati kawasan pantai selatan Gunung Kidul. Kemudian wisata non-pantai, objek wisata Gua Pindul juga masih menjadi primadona.
"Kami memperkirakan 80 persen wisatawan berlibur ke pantai karena Gunung Kidul identik dengan keindahan pantainya," katanya.
Terkait lonjakan wisatawan saat libur nasional, Harry mengatakan Dispar tidak bisa berbuat banyak mengatasi lonjakan wisatawan. Wisatawan sendiri datang sesuai jadwal acara mereka sehingga kepadatan pengunjung sulit teratasi.
"Biasanya kan wisatawan sudah punya agenda acara, jam sekian di sini, kemudian beberapa jam lagi pindah, seperti itu," kata dia.
Ia berharap pengelola menyediakan fasilitas atau wahana lain agar tidak terjadi tumpukan wisatawan yang masuk ke dalam gua. Sehingga, pengunjung dapat menunggu sembari melakukan aktivitas lain.
"Kalau bisa transit, kan ada ruang tunggu dengan diisi kegiatan. Harapan kami seperti itu," kata Harry.
Harry mengharapkan para pelaku wisata dapat memanfaatkan singkatnya masa libur Lebaran kali ini. Utamanya pada pelaku usaha kuliner. Selama ini, banyak wisatawan yang datang ke Gunung Kidul tapi minim yang menjajakan uangnya di lokasi wisata. Hal itu harus disikapi kreatif oleh pelaku usaha.
"Jangan menjual makanan dan oleh-oleh dengan harga di atas kewajaran. Hal ini akan membuat wisatawan enggan datang dan merusak citra wisata di Gunung Kidul. Boleh menaikkan harga makanan, minuman dan oleh-oleh, tapi yang wajar. Wisata maju, masyarakat juga yang diuntungkan," katanya.
http://bit.ly/30E5Dsp
May 24, 2019 at 07:17PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/30E5Dsp
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment