REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Perguruan tinggi di Tanah Air diminta berbenah dan terus melakukan inovasi agar keberadaannya tetap bertahan menghadapi era teknologi informasi. "Kalau tidak berbenah maka 20 tahun ke depan perguruan tinggi terkemuka sekalipun bisa tinggal nama," kata Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika di Padang, Kamis (22/11).
Ia menyampaikan hal itu pada diskusi dengan tema "Peran Para Agribisnis Sebagai Penggerak Inovasi Desa/Nagari di Sumbar" yang digelar oleh Pusat Pengembangan Nagari Universitas Andalas. Menurutnya, dulu saat ia kuliah sulit untuk bisa mendapatkan jurnal, tapi sekarang bisa mendapatkan materi perkuliahan dari peraih nobel ekonomi cukup di kamar saja dengan menggunakan telepon pintar.
"Artinya jika kampus tidak mau melakukan perubahan, apalagi dosennya merasa menjadi dewa, maka 10 tahun ke depan akan ditinggal dan habis," ujarnya.
Akhirnya perguruan tinggi yang ada bisa tinggal nama dan ini akan terjadi karena era informasi. Ia melihat perguruan tinggi yang akan berkembang malah kampus yang dulu dianggap tidak memiliki prospek seperti Universitas Terbuka.
"Sekarang sudah ada universitas gratis yang perkuliahannya bisa diikuti oleh orang dari seluruh dunia dan hanya membayar ketika ujian," katanya.
Bayangkan, tutorial gratis dan levelnya internasional, sementara universitas di dalam negeri masih menjalankan pola lama. Ia menekankan perguruan tinggi harus berbenah kendati ini adalah perkiraan tapi hampir pasti akan terjadi.
"Ini adalah dunia yang sedang kita hadapi perubahan begitu cepat terjadi," katanya.
https://ift.tt/2S9Qqdx
November 22, 2018 at 07:28PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2S9Qqdx
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment