REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Sebanyak 16 dokter dari berbagai ilmu kesehatan yang berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah dan Bali, rencananya akan dikerahkan untuk mengoperasi Titi Wati, perempuan penderita obesitas di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila itu. Sebelum operasi, perempuan 37 tahun itu menjalani sejumlah pemeriksaan.
"Dari 16 dokter yang dilibatkan, enam orang dari Kota Bali, sedangkan sisanya dari RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Tim untuk mengoperasi telah dibentuk," kata Wakil Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, Theodorus Sapta Atmadja di Palangkaraya, Sabtu (12/1).
Meski telah terbentuk tim, sampai sekarang ini belum diketahui kapan operasi perempuan itu dilakukan. Perempuan yang memiliki satu orang anak putri itu pada pukul 11.00 WIB menjalani pemeriksaan di ruang Instalasi Radiologi yang ada di rumah sakit.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan, perempuan itu tercatat memiliki bobot 220 kilogram, lebih kecil dari perkiraan semula yang mencapai 350 kilogram.
Selain melakukan penimbangan, tim dokter juga melakukan uji spidometri untuk melihat kapasitas jantung, torax foto, dan USG. "Semua proses pemeriksaan pada hari ini sangat berjalan baik, termasuk melakukan penimbangan dengan melepas tandu dan lain sebagainya, setelah kami timbang berat ibu Titi 220 kilogram," terangnya.
Thoe menjelaskan, setelah menjalani proses tersebut tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat ini yang bersangkutan akan segera menjalani proses operasi. Untuk kondisi perempuan tergemuk di Kalteng itu, sampai saat ini terus membaik bahkan semangat dia untuk menjalani proses operasi juga ada dan merasa tidak takut.
"Sebanyak enam orang tim dokter yang dari Bali apabila semuanya sudah siap, mereka akan langsung datang dan siap untuk melakukan pembedahan atau operasi mengenai permasalahan yang dialami perempuan berumur 37 tahun tersebut," tambahnya.
Yanto, kakak kandung Titi Wati mengatakan pihak keluarga sempat menolak operasi yang ditawarkan oleh pihak rumah sakit meskipun mendapatkan keringanan pembayaran. "Takutnya setelah operasi tersebut ada terjadi hal-hal lainnya, makanya sempat keluarga sempat tidak mau menerima tawaran itu," ucapnya.
http://bit.ly/2RmNe2j
January 12, 2019 at 10:40PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2RmNe2j
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment