Sunday, January 13, 2019

Kokoda, Kampung Muhammadiyah di Papua Barat

Sejak awal pertemuan, Muhammadiyah sudah membuktikan keseriusan membangun peradaban.

REPUBLIKA.CO.ID,  KABUPATEN SORONG -- Kampung Warmon Kokoda di Kabupaten Sorong, Papua Barat, merupakan salah satu daerah 3T binaan PP Muhammadiyah. Kampung yang awalnya hidup secara nomaden itu kini berubah jadi kampung permanen yang mulai mengembangkan diri.

Persentuhan Kokoda dan Muhammadiyah  terjadi pada 1998. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Sorong, kini Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda), menjadi yang pertama memulai jalinan.

Kokoda, yang telah menempati Kampung Warmon sejak 1996, mendapatkan tidak cuma binaan bermasyarakat. Mereka dibekali kemampuan-kemampuan menghasilkan makanan seperti bertani, bercocok tanah, bahkan menjadi nelayan.

Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah yang menjadi pembinanya. Sejak 2012, berbagai pranata sosial dibangun di Kampung Warmon. Bahkan, hingga ditetapkan setara dengan kampung-kampung lain.

Memperluas pembinaan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) digandeng demi bisa menghadirkan anak-anak Kuliah Kerja Nyata (KKN) setiap tahun. Mereka yang membantu Kampung Warmon Kokoda membangun sumber daya manusia.

Hari ini, kolaborasi elemen-elemen Muhammadiyah itu telah menghasilkan satu peradaban baru. Sebut saja masjid, sekolah, rumah baca, hingga 55 unit rumah permanen dibangun di Kampung Warmon Kokoda.

Bagi Kepala Kampung Warmon Kokoda, Syamsuddin Namugur, kontribusi yang selama ini diberikan Muhammadiyah tidak ternilai harganya. Semua itu dirasa telah pula membangun satu optimisme baru.

Optimisme, yang memberikan gambar terang Kampung Warmon Kokoda yang senantiasa memperbaiki diri. Bahkan, menurut Syamsuddin, Warmon Kokoda jadi satu-satunya Kampung Muhammadiyah yang ada di Indonesia.

"Walau berdiri di Yogya, di Yogya belum ada Kampung Muhammadiyah, ini kami 100 persen Muhammadiyah dan ingin mewujudkan cita-cita Kiai Dahlan, Muhammadiyah yang berkemajuan, dan memberikan segalanya bagi Tanah Air," kata Syamsuddin.

Walau disampaikan dengan selingan tawa, kalimat itu sedikit banyak sudah bisa menggambarkan kecintaan mereka kepada Muhammadiyah. Elemen bangsa, yang benar-benar menghadirkan perubahan pranata sosial.

Muhammadiyah, lanjut Syamsuddin, telah banyak berkontribusi bagi Kampung Warmon Kokoda. Karenanya, sebagai sikap terima masih atas kontribusi itu, Syamsuddin menekankan masyarakat Kokoda akan terus memperbaiki diri.

Menurut Syamsuddin, itu semua bertujuan tidak lain agar orang-orang Kokoda sendiri bisa bersaing dengan mereka yang ada di kota-kota maju di Indonesia. Harapannya, bisa melahirkan generasi yang lebih baik dan taat kepada Allah.

Senada, Ketua RT 1 Kampung Warmon Kokoda, Jalil Namugur menilai, sejak awal pertemuan Muhammadiyah sudah membuktikan keseriusan membangun peradaban. Jalil masih ingat betul saat genset dari Muhammadiyah jadi bantuan pertama yang tiba.

"Tidak sampai satu tahun, Muhammadiyah bangun lagi masjid, sekolah, dan rumah baca," ujar Jalil.

Hebatnya, semua pembangunan itu dijalankan seiring usaha Muhammadiyah untuk menggandeng elemen-elemen lain untuk membangun Kampung Warmon. Hasilnya nyata, yaitu berupa 55 unit rumah permanen di Kampung Warmon Kokoda.

Hari ini, tidak kurang 185 kepala keluarga atau sekitar 1.000 orang hidup di sana. Bahkan, kenangan buruk mengalami penggusuran pada 2000 terhapuskan, seiring pemberian sertifikat rumah kepada masing-masing kepala keluarga.

Kini, Kampung Warmon Kokoda telah bertransformasi menjadi masyarakat maju yang tidak cuma mengenal listrik, tapi akrab dengan teknologi. Satu unit besar rumah adat menjadi penegas tidak terlupakannya budaya Kokoda.

Kampung Warmon Kokoda, mengalami perubahan pranata sosial yang luar biasa tidak cuma untuk ukuran Papua, tapi Indonesia. Karenanya, bukan tidak mungkin tokoh-tokoh besar bangsa akan lahir dari Kokoda.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2snQbQW
January 13, 2019 at 03:23PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2snQbQW
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment