REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah untuk segera menjadikan SMK dengan ‘teaching factory’ unggulan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Pemprov harus melihat upaya ini bukan sekedar untuk memperkuat basis kompetensi para lulusan SMK. Namun melalui ‘teaching factory’ siswa akan dilatih untuk dapat melakukan proses produksi layaknya industri.
“Sehingga produk yang dihasilkan siswa SMK tidak lagi menjadi produk hasil praktik saja, tetapi juga menjadi produk yang dapat dipasarkan secara umum karena memenuhi standar industri,” ungkap Mendikbud, Muhadjir Effendy dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (5/1).
Muhadjir mengaku, telah menemui cukup banyak karya- karya siswa SMK yang sudah layak dipatenkan dan bisa diproduksi lebih banyak. Sehingga pembentukan BLUD dipandang penting bagi SMK yang telah mampu mengembangkan teaching factory-nya.
Tak terkecuali dengan SMK yang sudah menerima bantuan revitalisasi dari Pemerintah Pusat agar segera didorong menjadi Badan Layanan Umum Daerah atau BLUD yang mampu menghasilkan.
Hasil BLUD ini yang nantinya bisa digunakan untuk pemeliharaan dan pengembangan SMK. Melalui BLUD, SMK yang memiliki produk-produk unggulan dapat mengelola proses produksi di teaching factory secara lebih fleksibel tanpa melanggar peraturan.
Kemendikbud akan terus mendorong agar SMK bisa menjadi BLUD. “Sesuai dengan kewenangannya, maka regulasinya ditetapkan oleh daerah, sebagai penanggung jawab pendidikan menengah kejuruan,” jelasnya.
Hal ini diamini oleh Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud, M Bakrun. Menurutnya, karena sekolah di bawah tanggung jawab provinsi, maka aturannya adalah Permendagri (Peraturan Menteri Dalam Negeri).
Permendagri yang terbaru (Red: Permendagri 79 Tahun 2018) sudah ada tentang BLUD. “Oleh karena itu, ini kita dorong terus agar SMK menjadi BLUD,” tambahnya.
Bakrun juga menjelaskan, Provinsi Jawa Timur menjadi percontohan pembentukan BLUD di 20 SMK, pada tahun 2017 yang lalu. “Makanya tahun ini kita dorong Jawa Tengah dapat mengubah SMK unggulannya menjadi BLUD,” katanya.
Pada tahun 2018, Kemendikbud menyalurkan bantuan Revitalisasi SMK senilai 7,5 miliar kepada enam SMK percontohan. Di antaranya SMK Negeri 6 Semarang, Jawa Tengah (Pariwisata), SMK Negeri 1 Bawen di Jawa Tengah (Pertanian) dan SMK Mundu di Jawa Barat (Kemaritiman).
Tiga SMK lainnya meliputi SMK Kalasan di Yogyakarta (Industri Kreatif), SMK Muhammadiyah Metro Lampung (Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial) dan SMK Negeri 5 Surabaya (Rekayasa).
Enam SMK tersebut dipilih sesuai dengan bidang yang menjadi prioritas nasional yang ditetapkan Pemerintah. “Bantuan tersebut untuk (penyediaan) bangunan laboratorium dan ruang praktik dan untuk penyediaan peralatan praktik,” kata Bakrun.
http://bit.ly/2LTSR1C
January 05, 2019 at 03:35PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2LTSR1C
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment