IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jabal Abu Qubais atau Jabal Qubais adalah gunung atau bukit yang terletak di sebelah timur Makkah yang letaknya dekat Masjidil Haram. Kini, di atas bukit ini berdiri dengan megah sebuah bangunan layaknya hotel berbintang lima yang merupakan Wisma Negara, tempat para tamu dan kepada negara bermalam untuk melaksanakan ibadah di Masjidil Haram.
Jabal Abu Qubais disebut dalam Sirah an Nabawiyah (buku pertama tentang sejarah Nabi Muhammad SAW) sebagai tempat yang biasa diziarahi orang-orang di masa Jahiliyah. Di masa Islam, Jabal Qubais ini hanya disebut dalam hubungannya dengan penduduk Makkah termasuk Abu Quhafah (ayah Abu Bakar Ash-shiddiq) yang naik ke bukit ini dan tempat-tempat ketinggian lainnya untuk menyaksikan pasukan Islam yang memasuki Mekah pada hari penaklukan Mekah (Fathu Makkah).
Sedangkan dalam al-Munjid (penolong, sebuah kamus bahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pula) karya Louis Ma'luf, disebutkan bahwa Jabal Abu Qubais pernah;dijadikan tempat pelontaran manjaniq (alat pelontar batu dalam peperangan) oleh Hasin bin Numayr untuk ditembakkan ke pasukan Abdullah bin Zubair yang bertahan di Ka'bah. Tembakan dengan manjaniq ini menyebabkan terbakarnya tirai atau kiswah Ka'bah yang berwarna hitam.
Cerita-cerita yang disebutkan dalam Sirah an Nabawiyah dan Hayat Muhammad (Kehidupan Nabi Muhammad SAW0 oleh Dr Haekal mengenai Jabal Abu Qubais pada umumnya dihubungkan dengan riwayat Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi rasul. Disebutkan pula, nama bukit itu diambil dari nama seorang penduduk dari Bani Jurhum yaitu Qubais bin Syalikh yang tewas di atas bukit tersebut.
Dalam hubunganya dengan Nabi Muhammad SAW, disebutkan bahwa ia pernah dibawa kakeknya Abdul Muthallib ke puncak Jabal Qubais untuk berdoa meminta hujan. Nabi Muhammad SAW waktu itu masih kecil dan Mekah dilanda kemarau berkepanjangan. Seorang wanita, Raqiqah binti Abi Saifi bin Hasyim, dalam tidurnya bermimpi mendengar suara yang mengatakan dari kaum Quraisy akan muncul seorang nabi.
Suara dalam mimpi itu juga memberinya petunjuk bagaimana cara meminta hujan agar dikabulkan Tuhan, yaitu penduduk harus meminta pimpinan mereka, Abdul Muthallib agar membawa cucunya dan beberapa orang penduduk untuk berdoa bersama-sama. Terlebih dulu mereka harus bersuci, mencium hajar Aswad (batu hitam pada Ka'bah) dan berthawaf (mengelilingi Ka'bah) sebanyak tujuh kali.
Mimpi ini diceritakan Raqiqah kepada penduduk Mekah dan mereka melaksanakan petunjuk mimpi itu. Dengan dipimpin Abdul Muthallib, mereka membersihkan diri, mencium hajar Aswad, berthawaf, kemudian semuanya mendaki Jabal Abu Qubais. Abdul Muthallib sambil menggendong cucunya, Muhammad, berdoa meminta hujan dengan diaminkan oleh segenap yang hadir di puncak bukit itu. Tak lama, setelah itu hujan pun turun dengan amat derasnya.
Jabal Abu Qubais juga muncul dalam mimpi Atiqah binti Abdul Muthallib (bibi Nabi Muhammad SAW) di Makkah tiga hari sebelum Perang Badr. Ia bermimpi melihat seorang penunnggang unta datang ke Mekah, kemudian masuk ke dalam Masjidil Haram dengan diikuti orang banyak dan naik ke atas Ka'bah serta berteriak memperingatkan penduduk akan datangnya bencana tiga hari mendatang.
Berita Terkait
Dari sana, ia turun dan kemudian naik ke Jabal Abu Qubais. Di puncak bukit ini ia kembali memperingatkan orang banyak akan datangnya musibah. Setelah itu, ia mengambil batu besar dan melemparkannya. Setelah sampai ke bawah Jabal Abu Qubais, batu itu terpecah-pecah menjadi pecahan kecil yang bergerak memasuki semua rumah di Makkah.
Sewaktu Nabi Muhammad SAW melaksanakan umrah qada setahun setelah Perjanjian Hudaibiyah penduduk Mekah banyak yang menyingkir dan naik ke Jabal Abu Qubais dan tempat-tempat ketinggian lainnya untuk menyaksikan Nabi Muhammad SAW dan sekitar dua ribu pengikutnya melaksanakan umrah.
http://bit.ly/2MRbaFp
February 06, 2019 at 04:16PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2MRbaFp
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment