Friday, February 22, 2019

Perusahaan AS Berhenti Memasok Peralatan ke Cina

Diduga, bantuan tenaga ahli AS digunakan Cina untuk mengawasi etnis minoritas.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perusahaan bioteknologi Amerika Serikat (AS), Thermo Fisher akan berhenti menjual peralatannya ke Cina. Peralatan tersebut diduga digunakan untuk membuat basis data DNA etnis Uighur.

Thermo Fisher mengeluarkan pernyataan menyusul adanya laporan New York Times yang menyebutkan, bantuan tenaga ahli Amerika digunakan oleh Cina untuk mengawasi etnis minoritas. "Sebagai pemimpin dunia dalam ilmu pengetahuan, kami menyadari pentingnya mempertimbangkan bagaimana produk dan layanan kami digunakan oleh pelanggan kami," ujar Thermo Fisher dalam pernyataan yang dikutip dari The Guardian, Jumat (22/2).

Thermo Fisher yang berbasis di Massachusetts merupakan pemain utama di pasar peralatan ilmiah dengan pendapatan mencapai 24 miliar dolar AS per tahun. Sejak 2016, ada laporan bahwa otoritas Cina telah mengambil sampel darah di wilayah Xinjiang.

Menurut New York Times, otoritas Cina menyatakan bahwa pengambilan sampel darah tersebut merupakan bagian dari program pemeriksaan kesehatan gratis. Sementara itu, kantor berita Xinhua menyebut sekitar 36 juta orang di Xinjiang telah berpartisipasi dalam pengmbilan sampel darah itu. 

Pada musim semi 2017, Human Rights Watch mengklaim Cina telah memesan peralatan untuk meningkatkan kemampuan pengurutan DNA. Hal ini dikonfirmasi oleh jurnal ilmiah Amerika yang menyatakan pemasok peralatan tersebut adalah Thermo Fisher. 

Xinjiang merupakan tempat tinggal bagi sebagian besar etnis minoritas Uighur. Etnis ini berada di bawah pengawasan ketat dalam beberapa tahun terakhir. Hampir satu juta orang Uighur dilaporkan telah ditahan di kamp-kamp pendidikan dan pelatihan. 

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2T547hZ
February 22, 2019 at 03:15PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2T547hZ
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment