REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Dalam beberapa hari terakhir, sebuah video viral beredar di media sosial. Dalam video itu, terjajar motor di parkikan yang sangat rapi. Motor diparkir sesuai dengan warnanya.
Adalah petugas keamanan di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang menyusun kendaraan di tempat parkir itu menjadi enak dipandang. Slamet Gunaedi, memang punya cara sendiri untuk merapikan motor siswanya yang terparkir. Setiap pagi, setelah para siswa dan karyawan sekolah masuk ke dalam ruangan, ia selalu mengurutkan motor-motor yang terparkir berdasarkan tipe dan warna motornya.
Slamet melakukan itu bukan untuk terkenal. Alasannya sederhana, ia hanya menyukai ketertiban. Menurut dia, motor yang diurutkan sesuai dengan warna, selain tertib juga memilliki nilai estetika.
"Saya memang senang dengan ketertiban dan keindahan," kata lelaki berusia 47 tahun itu, Jumat (1/2).
Ia berkisah, kebiasaannya itu sudah mulai dilakukan sejak awal mula dirinya bekerja di salah satu sekolah negeri di Tangsel itu. Sejak 2000, pekerjaannya menyusun motor siswa itu sudah menjadi kebiasaannya selama bertugas bertugas di SMAN 4 Kota Tangsel.
Setiap para siswa masuk kelas pukul 06.30 WIB, ia langsung bergegas merapikan motor yang terparkir. Tak memakan waktu lama, hanya sekitar dua jam.
"Sampai pukul 08.30 WIB motor sudah rapi. Emang senang saya," kata dia.
Merapikan kendaraan yang terpakir menjadi beraturan tak serta merta Slamet diganjar dengan gaji yang tinggi. Kurang lebih 19 tahun bekerja di SMA itu, dalam sebulan ia hanya diupah Rp 1,25 juta per bulan.
"Dari awal digaji hanya Rp 750 sekarang Rp 1,25 juta," kata dia.
Padahal, dalam sehari ada sekitar 450 motor yang harus ia jaga dari pagi hingga pukul 18.00 WIB. Apalagi, di sekolah kerap kali ada kegiatan tambahan yang membuatnya tak bisa cepat pulang.
Ia menambahkan, tak jarang penghasilan Slamet yang berada di bawah upah minimum itu juga harus tertunda sampai dua bulan. Alhasil, mau tak mau ia harus mencari penghasilan tambahan agar dapur tetap ngebul.
Apalagi, lelaki asal Purworejo itu kini memiliki tiga orang anak, yakni Yogi Prasetyo (19 tahun), Yulianti Agustin (14), dan Fahreji Triadi (tujuh). Karena itu, setiap selesai menjaga keamanan di sekolah, Slamet bekerja sampingan sebagai pengemudi ojek daring. Selain itu, istrinya juga membantu dengan menjual makanan dan minuman di kantin sekolah.
"Kalau sudah pada pulang, saya baru ngojek. Anak saya yang pertama juga bantu ngojek," kata dia.
Meski begitu, tetap saja Slamet dikenal sebagai seorang penjaga sekolah yang rajin merapihkan motor dan menyusunnya sesuai tipe dan warnanya. Bahkan, beberapa pujian sering dilontarkan para siswa kepada dirinya.
Zaki (16), siswa kelas XI mengaku sangat terbantu dengan posisi motor yang sudah dirapihkan. "Jadi lebih gampang menemukannya karena kan disusun begitu," kata dia.
Apresiasi juda datang dari Wakapolres Tangsel Kompol Arman yang datang langsung ke SMAN 4 Kota Tangsel. Menurut dia, sosok Slamet adalah orang yang patut dicontoh perilakunya.
"Setiap hari ia rela membagi waktunya, tenaganya, untuk mengatur kendaraan siswa-siswi dari SMAN 4 sendirian," katanya.
Ia menambahkan, kebiasaan mengurutkan kendaraan berdasarkan tipe dan warna motor sangatlah inovatif. "Makanya kami beri penghargaan satpam inovatif dari Polres Tangsel," kata dia.
Slamet pun menyambut baik penghargaan yang diberikan kepadanya. Artinya, kerja kerasnya selama ini, meski kecil, bisa menginspirasi orang banyak.
"Saya melakukannya dengan senang karena suka ketertiban dan keindahan," kata dia.
http://bit.ly/2BgMEcb
February 01, 2019 at 05:41PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2BgMEcb
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment