REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua KPU, Arief Budiman, mengatakan, instansi negara itu akan menghadapi pekerjaan yang lebih besar dan banyak menjelang pilkada pada 2020 dan pemilu serentak pada 2024. Pada 2020, sekitar 269 daerah akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah.
"Ini bukan pekerjaan yang mudah. Kemudian 2024 kita akan menyelenggarakan pemilu serentak, bukan hanya legislatif dan presiden, tapi juga kepala daerah diselenggarakan pada tahun yang sama. Jadi pekerjaan kita pada 2024 sebetulnya akan semakin besar dan banyak," ujar dia di Jakarta, Senin (29/4).
Ia menyampaikan hal itu setelah menemui tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang datang untuk memberikan saran dan rekomendasi menyikapi banyaknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal atau jatuh sakit setelah menjalankan tugas. Menurut data KPU, sejauh ini sudah tercatat 296 petugas yang meninggal dunia karena sakit atau kecelakaan.
Menyikapi hal itu, tim dari FK UI menyampaikan keinginan untuk melakukan penelitian mendalam terkait fenomena tersebut dan memberi rekomendasi agar hal itu tidak terulang lagi. "Jadi hari ini kami memberikan policy brief kepada KPU yang berisi berbagai analisa dan usulan-usulan ke depan," ujar Dekan FK UI Dr dr H Ari Fahrial Syam, yang bersama sejumlah koleganya datang ke Kantor KPU itu.
Rekomendasi FK UI antara lain memberlakukan sistem gilir. Selain itu, ada pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh untuk calon petugas serta melibatkan puskemas saat hari pelaksanaan pemungutan suara.
Dr Ari juga merekomendasikan kerja sama dengan asuransi serta BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan. Dengan demikian, jika ada masalah kesehatan maka dapat langsung ditangani dalam masalah pembiayaan.
Menurut dia, penyebab banyak petugas KPPS meninggal dunia atau jatuh sakit karena beberapa faktor. Termasuk, memiliki riwayat penyakit, mengidap penyakit yang tidak diketahui sebelumnya dan bekerja melewati jam biologis yang semestinya.
"Apalagi stres yang terjadi pada para petugas bukan hanya hari H saja . Tapi bisa saja beberapa hari sebelumnya, atau bahkan beberapa minggu sebelumnya," ujar dia.
http://bit.ly/2VBN48n
April 29, 2019 at 06:41PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2VBN48n
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment