REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukan hanya hari Lebaran, Ramadhan juga kerap dijadikan sebagai momen balik kampung atau mudik. Selain ingin mendapatkan kehangatan berpuasa di kampung halaman bersama keluarga besar, cita rasa masakan khas ibu juga selalu menjadi alasan kerinduan untuk kembali ke kampung halaman.
Tapi bagi pendatang yang menghabiskan sebagian usianya di ibu kota, keinginan mudik sering kali batal karena kesibukan pekerjaan yang tidak kunjung selesai. Alhasil mimpi untuk merasakan masakan khas ibu di kampung harus terkubur dalam-dalam.
Bukan hanya masakan ibu yang menjadi alasan membuncahnya keinginan mudik. Wisata kuliner khas kampung halaman juga tentu menjadi pertimbangan.
Tidak dapat dipungkiri, seluruh wilayah di nusantara memliki keunikan cita rasa masakan yang berbeda-beda. Keunikan ini terletak pada pilihan bumbu, takaran yang pas, hingga proses pembuatan yang memerlukan teknik khusus.
Lalu bagaimana solusi jika terpaksa tidak mudik dan harus menghabiskan Ramadhan dan Lebaran dengan bekerja? Mencoba meracik sendiri bumbu masakan khas ibu atau penjaja makanan favorit di kampung mungkin bisa saja dilakukan, namun belum tentu menghasilkan cita rasa yang sama.
Bango hadir dengan produk terbaru yakni Bango Bumbu Kuliner Nusantara yang pada peluncuran awalnya, menawarkan empat variasi menu khas Nusantara. Mulai dari Jakarta, Solo hingga Cepu. Bango bahkan sengaja bekerja sama dengan Kementrian Pariwisata Republik Indonesia dalam peluncuran produk terbarunya ini.
"Dua dari empat makanan yang disajikan adalah makanan yang diprioritaskan oleh Kemenpar yaitu nasi goreng dan soto. Kita tambahkan opor dan tongseng juga karena mereka sangat erat dengan Bango, karena mengunakan kecap sebagai bahan wajib. Jadi kita lihat makanan apa yang populer, autentik, dan dekat dengan Bango," jelas Foods Director PT Unilever Indonesia Tbk, Hernie Raharja di Jakarta, Kamis (16/6).
"Kita sengaja luncurkan di bulan puasa dan mendekati Lebaran, agar bumbu ini dapat menjadi solusi bagi pekerja atau pelajar yang tidak bisa mudik, tapi kangen opor ibu di kampung. Dengan bumbu ini, sekarang mereka bisa masak sendiri dan mendapat cita rasa khas masakan ibu di kampung," tambah dia.
Vita Datau, ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia mengatakan sangat mendukung adanya produk bumbu cepat saji seperti ini. Menurut dia, ini sejalan dengan program-program Kemenpar RI untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap kekayaan kuliner Indonesia, sekaligus mempopulerkan hidangan autentik Nusantara melalui kampanye Pesona Indonesia.
"Patut diapresiasi karena inovasi bagi para wanita karier yang memang punya jadwal yang sibuk, dengan adanya bumbu cepat saji ini bisa mempermudah para ibu untuk memasak lebih praktis tapi tetap enak dan autentik," kata Vita di Jakarta.
"Kemenpar juga memang sedang berupaya mempromosikan pesona Indonesia melalui kulinernya karena memang sangat butuh pelestarian dan mengedukasi anak-anak untuk terbiasa mengonsumsi makanan khas Nusantara," tutup dia.
http://bit.ly/2LLy9om
May 17, 2019 at 03:28PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2LLy9om
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment